Peran dan Tantangan Pendidikan dalam Membangun Generasi Muda Indonesia

Antara pendidikan, generasi muda, dan visi Indonesia Emas 2045.

2025-09-13 13:43:46 - Selvia Wijayanti

Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang dirancang untuk membantu individu mengembangkan potensi diri baik secara mental, fisik, spiritual, maupun sosial. Tujuan pendidikan adalah melahirkan generasi bangsa yang diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan memberikan kontribusi untuk kemajuan bangsa indonesia. Pendidikan sendiri melibatkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang berfungsi sebagai fondasi utama dalam pengembangan individu. Semua bangsa memiliki pandangan dan pendapat yang sama bahwa pendidikan memiliki peranan besar dalam pembangunan dan kemajuan bangsa, seperti yang disampaikan Suyanto (2003) bahwa investasi pada pendidikan lebih penting daripada bidang lain.

Namun, tidak semua orang bisa mendapatkan pendidikan yang layak, entah disebabkan masalah finansial atau aksesibilitas yang tidak mendukung, serta kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan. Banyak hambatan yang masih dirasakan oleh anak-anak bangsa untuk mendapatkan akses dan fasilitas yang baik dalam menjalankan pendidikan. Hal ini merupakan salah satu tugas besar bagi pemerintah Indonesia untuk memberikan perhatian penuh terhadap kemajuan bangsa serta meregulasi kembali terkait langkah yang sebaiknya dipilih agar anak-anak bangsa mendapatkan haknya secara penuh untuk mengenyam pendidikan. Seperti yang kita ketahui, pemerintah sendiri senantiasa berupaya keras dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui berbagai cara dan juga kebijakan, seperti perbaikan kurikulum dan metode pembelajaran, peningkatan kualitas guru, dan pembentukan Program Indonesia Pintar.

Pertanyaannya, apakah remaja sekarang sudah mengerti tujuan mereka dan seberapa pentingnya pendidikan? Hal tersebut perlu kita pertanyakan, sebab walaupun pemerintah berusaha bekerja keras untuk mengedepankan pendidikan, tetapi jika kesadaran diri dari anak itu sendiri belum ada, maka hal itu sia-sia saja dilakukan. Generasi mendatang yang sedang menempuh pendidikan sebagai pelajar ataupun mahasiswa digadang-gadang akan berperan sebagai penerus bangsa dalam pembangunan nasional. Kesiapan para generasi mendatang sangat dinantikan agar bangsa Indonesia mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan. 

Desi Mardianti dalam penelitiannya menyebutkan bahwa ada dua faktor yang dapat menjadikan para remaja tidak mau melanjutkan pendidikannya, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, seperti kurangnya minat dan motivasi anak guna melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang selanjutnya. Sedangkan, faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri anak baik dari keluarga maupun lingkungan sekitar anak tersebut, seperti ekonomi keluarga yang rendah, tidak adanya dorongan serta semangat dari orang tua, pendidikan masyarakat rendah, serta pengaruh dari lingkungan sekitar anak (Mardianti, 2017). Menurut Mardianti, faktor-faktor inilah yang menjadi pemicu utama tingginya angka para remaja yang tidak menyadari akan pentingnya pendidikan dan memilih tidak melanjutkan pendidikannya.

Batasan usia remaja dapat dilihat menjadi tiga bagian, yaitu usia 12-15 tahun yang termasuk masa remaja awal, usia 15-18 tahun yang termasuk masa remaja pertengahan, dan usia 18-21 tahun yang termasuk masa remaja akhir (Monks et al, 2006). Masa remaja adalah masa yang penuh tantangan dan krisis. Di masa ini, para remaja sudah harus bisa memikirkan apa yang harus mereka lakukan untuk masa depan masing-masing. Hal tersebut pasti akan membuat mereka bimbang dan penuh dengan pertimbangan. Pernah gak sih kalian mendengar pernyataan, “Untuk apa sekolah tinggi-tinggi? Lebih baik langsung kerja bisa dapat uang," bahkan sebuah pernyataan lain mengungkapkan “Sekolah hanya menghabiskan uang.” ironis, bukan? Di masa-masa remaja, pernyataan tersebut dapat menggoyahkan semangat remaja dalam menggapai mimpi mereka. Hal itu disebabkan emosi dan hormon remaja yang belum stabil terkadang membuat para remaja berpikir terlalu pendek tanpa memikirkan hal kedepannya yang akan terjadi.

Dari uraian diatas, permasalahan yang saat ini terjadi di hadapan kita adalah bentuk dari kurangnya dukungan dari orang terdekat dan lingkungan mereka serta kesadaran para remaja akan pentingnya pendidikan untuk generasi mendatang. Kurangnya dukungan serta kesadaran para remaja selaku generasi penerus bangsa di masa depan dapat menjadi sebuah permasalahan berkelanjutan yang memengaruhi kesuksesan dalam upaya perwujudan visi Indonesia Emas 2045. 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan berbagai upaya yang melibatkan peran pemerintah, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kita dapat berkolaborasi bersama dengan melaksanakan sosialisasi terkait pentingnya pendidikan bagi masa depan. Pemerintah juga dapat bekerja sama dengan berbagai sekolah yang ada di indonesia untuk mengedukasi orang tua dan remaja mengenai manfaat pendidikan dan dampaknya bagi kemajuan bangsa. Selain itu, penyediaan beasiswa dan fasilitas pendidikan yang mendukung dan memadai juga berperan penting agar kendala ekonomi tidak menjadi penghalang bagi anak-anak untuk melanjutkan pendidikan. 

Dukungan keluarga, terutama orang tua, sangat menentukan motivasi seorang anak dalam pendidikan. Oleh karena itu, peran orang tua sangat diperlukan dalam mendampingi dan memberikan semangat kepada anak-anak agar mereka sadar akan pentingnya melanjutkan pendidikan. Di sisi lain, sekolah juga harus menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan potensi siswa. Dengan adanya peran dari pemerintah, keluarga, dan masyarakat, diharapkan kesadaran akan pentingnya pendidikan masyarakat Indonesia dapat meningkat secara bertahap dan konsisten. Hal tersebut bisa menjadi fondasi kuat untuk menyiapkan generasi muda Indonesia yang siap menghadapi tantangan global dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.


Daftar Pustaka

Anjani, Indira Emilia., Desy Natalia, Suprima, Dwi Desi Yayi Tarina, Ahmad Khoiril Anam, Kayus Kayowuan Lewoleba. (2023). Sosialisasi Pentingnya Pendidikan Bagi Generasi Muda Demi Mewujudkan Indonesia Emas 2045. Journal of Human And Education, 3(4), 2. 

Rizkyta, Della Putri., Nur Ainy Fardana N. (2017). Hubungan antara Persepsi Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan dan Kematangan Emosi pada Remaja. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 6(1), 2.

Shalihah, Badriatus., Firda Ayu Wahyuni. (2023). Analisis Faktor Penghambat Remaja dalam Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi. Jurnal Ilmu-Ilmu Kependidikan, 3(1), 2.

More Posts