(part 1)
Persahabatan Dua Saudara
“Disa ayo bangun.” Bunda berteriak dari bawah.
“Hoaam.” Aku beranjak dari tempat tidurku dengan mata yang masih setengah tertutup.
“Disa ayo bangun, kita kan mau pergi.” Bunda kembali berteriak.
Mataku langsung membesar. Aku baru ingat hari ini aku akan pergi berlibur bersama Bunda. Aku langsung mengambil handuk sambil melangkah ke kamar mandi. Selesai mandi aku menuju lantai bawah untuk sarapan. Di dapur Bunda terlihat sibuk memasukkan bekal ke dalam tas.
“Eh Disa, ayo makan, itu ada rendang.” begitu melihatku Bunda langsung mengajakku makan. Aku pun makan.
Oh, ya, teman-teman namaku Disa dan aku kelas 5 SD. Aku tinggal dengan Bunda. Aku tidak tahu di mana ayahku setiap aku bertanya kepada Bunda. Wajah bunda langsung berubah dan meninggalkanku tanpa penjelasan. Selesai makan aku dan Bunda berangkat naik mobil.
“Bun kita mau ke mana sih?” aku bertanya. Kemarin bunda hanya bilang mau jalan-jalan.
“Ya, ke tempat wisata, nanti kamu juga tahu. Tapi kita ke hotel dulu buat istirahat.” jawab Bunda. Karena bosan aku tidur.
Kami sampai di hotel siang.
“Dis ayo bangun sudah sampai.” Bunda menggoyangkan badanku. Aku terbangun. Begitu masuk hotel aku terpana.
“Bagus banget Bun hotelnya.” Bunda mengangguk. Kami naik ke lantai 4 tempat kamar yang dipesan Bunda.
“Bun kita langsung pergi habis makan siang kan?” Aku bertanya.
“Kamu istirahat dulu. Habis itu baru kita pergi.” jawab Bunda. Kami makan siang di kamar dengan bekal yang Bunda bawa. Setelah itu aku istirahat.
Setengah jam lebih aku tidur. “Hoaam.” aku terbangun.
“Eh, kamu Sudah bangun? Dis baru saja Bunda mau bangunkan. Ayo siap-siap kita mau pergi.” Bunda berseru ketika melihatku terbangun. Setelah siap-siap kami berangkat. Di perjalanan aku tidur sebentar. Saat aku bangun kami masih di perjalanan. Tiba-tiba aku melihat papan petunjuk jalan menuju Dufan dan kami menuju ke sana. Aku langsung semangat.
“Bun kita mau ke Dufan, ya?” aku memastikan.
“Iya.” bunda menjawab pendek.
“Ayo bun ngebut.” aku berseru riang.
“Sabar Dis kalau ngebut nanti malah ditilang polisi.” Bunda tersenyum melihat tingkahku.
Kami memasuki parkiran mobil di Dufan. Setelah mendapatkan parkiran kami turun. Di Dufan aku bermain berbagai wahana bersama Bunda. Setelah bermain cukup lama aku dan Bunda istirahat.
“Bun aku beli es krim ya?” aku teringat tadi aku melihat tukang jualan es krim.
“Memangnya kamu tahu di mana?” tanya Bunda.
“Iya, tadi aku lihat Bun.” aku mengangguk.
“Ya sudah, sekalian belikan Bunda ya yang rasa vanila.” Bunda memperbolehkan sambil menyerahkan uang.
“Oke Bun.” Aku berteriak sambil berlari menuju tukang es krim. BRUUK karena tidak berhati-hati aku menabrak seseorang.
bersambung