sebelum lulus
Pada suatu malam, langit Gunungpati dipenuhi bintang, seolah turut menyaksikan momen yang paling menantang dalam perjalanan lima sahabat dan seorang pelatih yang telah menemani mereka dari awal. Lapangan futsal yang selama ini menjadi rumah mereka terlihat lebih terang dari biasanya, seolah ingin memberikan kenangan terbaik sebelum mereka berpisah.
Luca sang kiper, berdiri tegak di bawah mistar gawang. Dia tahu malam ini bukan sekadar pertandingan biasa. Fadh, anchor sekaligus kapten tim itu, dia harus tetap tenang, dan mencoba menyerap setiap detik yang tersisa. Jazir dan Ky, flank kembar yang selalu menjadi ancaman bagi lawan, saling bertukar pandang tanpa kata. Bery, pivot dengan insting pembunuh, menepuk pundak Coach Fer, orang yang telah membentuk mereka menjadi tim yang tidak hanya kuat, tapi juga bersaudara.
"Ingat lawan kita tak mudah, kalian harus tenang, kita main dua babak, setiap satu babak ada 20 menit untuk menyerang dan bertahan, gunakan kerja sama tim yang kuat, kalian satu tim, jika kamu bermain sendiri di pertandingan ini, itu namanya bukan pertandingan karena futsal membutuhkan kerja sama tim!" kata Coach Fer dengan suara tegas."Kita adalah tim. Aku anchor, Jazir dan Ky flank, Bery pivot, dan Luca adalah kiper. Tidak ada yang tidak mungkin! Kalah bukan berarti kita yang paling buruk, dan menang juga bukan berarti yang paling baik. Ingat!" kata Fadh dengan tegas.
Dan memang ini adalah yang terakhir. Besok, Luca akan pindah ke luar kota untuk melanjutkan studi, Jazir dan Ky harus fokus pada pendidikan, serta Bery dan Fadh mengejar mimpi di klub profesional. Mereka mungkin tak akan lagi bermain bersama seperti ini.
Peluit berbunyi. Lawan mereka adalah tim yang selama ini menjadi rival abadi. Dari menit pertama, pertandingan berlangsung cepat. Jazir dan Ky menyusup ke sisi kanan dan kiri, mencari celah. Fadh mengatur ritme permainan dengan ketenangan yang membuat lawan frustasi.
Di menit kesepuluh, mereka terserang dan hanya tersisa Fadh dan Luca disana, “Turun!” kata Coach Fer dengan berteriak, dan akhirnya Fadh bisa merebut bola dari lawannya yang menggocek semua pemain, dan “Naik! Fadh umpan ke Ky, Bery cari ruang kosong!” ujar Coach Fer serta melihat jam tangannya, umpan terukur dari Fadh menemukan Ky di sisi kiri. Dengan satu sentuhan, bola dikirim ke tengah. Bery sudah di sana. Ia membalik badan, menendang, GOOOL! Bery mencetak keunggulan bagi mereka dengan point 1-0.
Namun, lawan tak tinggal diam. Serangan balik cepat memaksa Fadh bekerja keras, lawannya menembak bola dari jarak jauh. Sayangnya Fadh tidak bisa menahan bola, karena bola yang ditembaknya sangat kuat tapi masih ada benteng terakhir yaitu Luca. Ia terbang menepis bola, lalu jatuh berguling, tetapi serangan terus datang. Di menit ke-17, lawan akhirnya menyamakan kedudukan.
Half-time datang, Coach Fer menyemangati mereka. "Ingat ini pertandingan terakhir kalian. Luca, Ky, Bery main fokus, jangan ambil sekali Fadh, mereka bermain dengan taktik yang luar biasa jadi kalian harus tenang!"
Dan mereka melakukannya. Setiap operan, setiap gerakan, setiap serangan dan pertahanan terasa lebih bermakna.
Di babak 2, skor masih 1-1. Jazir mendapatkan bola di sisi kanan, menggiring dengan kecepatan penuh. Ia melihat Ky berlari dari kiri, lalu mengirim umpan silang yang sempurna. Ky mengontrol bola dengan ujung sepatunya, lalu dengan satu tendangan keras, tapi sayang tendangan keras itu masih di tepis. Counter attack pun terjadi dengan taktik istimewanya mereka menggiring sampai depan gawang dan akhirnya GOOL! Mereka ketinggalan 1 point yaitu 1-2.
Mereka agak ragu untuk menang karena waktu tersisa 3 menit tapi ada teriakan keras dari pinggir lapangan, “Hey waktu kalian tinggal 3 menit main jangan ragu, passing temannya percaya sama temannya, Semangat!” ujar Coach Fer dengan melihat jam tangannya untuk kedua kalinya. Bery umpan ke Ky, Ky umpan ke Fadh, Jazir mencari ruang dan sayangnya bolanya direbut lawan dan di-shoot tapi tenang masih ada De Gea dari tim itu, dan mereka membangun serangan dari belakang Luca umpan ke Fadh, Fadh umpan ke Ky, Ky ke jazir, Jazir menggiring bola dan umpan lambung menuju Bery dan GOOOL! Salto yang indah dicetak oleh Bery, dan akhirnya menyamakan kedudukan yaitu 2-2.
“Semangat teman-teman” ujar Fadh dengan emosi yang membara, “Oke” kata Luca dan kawan-kawan. Shooting dari lawan masih bisa ditahan oleh Luca, “Up! maju semua, kalah tidak apa-apa, menang Alhamdulillah.” kata Coach Fer dengan tegas, “Oke, Coach” kata Fadh sang kapten. Luca pun melempar bola ke depan gawang musuh dan GOOOL! Gol indah dari sundulan Fadh yang membuat mereka unggul di menit-menit akhir.
Peluit panjang berbunyi. Mereka menang. Tapi lebih dari itu, mereka tahu bahwa awal bukanlah akhir dari perjalanan panjang yang telah mereka lalui bersama.
Mereka berpelukan, tertawa, beberapa bahkan menitikkan air mata. Coach Fer hanya tersenyum, melihat anak-anak didiknya mengukir kenangan terakhir.
Malam itu, sebelum mereka benar-benar pergi, mereka berdiri sebentar di tengah lapangan. Menatap langit. Mengukir janji bahwa meski hidup membawa mereka ke arah yang berbeda, persahabatan mereka akan tetap ada, tak tergantikan.
TAMAT