Cerpen motivasi untuk kita semua
Pada suatu masa, hiduplah sepasang saudara yang bernama Aiman dan Joko. Pada awalnya, mereka berdua hidup bahagia bersama kedua orang tua mereka. Meski hidup sederhana dan kurang mampu secara ekonomi, keluarga kecil mereka tetap terlihat bahagia dan senantiasa saling menyayangi satu sama lain. Hingga akhirnya tibalah hari menyedihkan itu, saat orang tua Aiman dan Joko mengalami kecelakaan saat pulang dari pasar. Mengetahui hal tersebut, Aiman dan Joko merasa sangat sedih dan terpukul. Namun, mereka tidak bisa berbuat banyak. Aiman dan Joko memutuskan mereka untuk segera menguburkan orang tua mereka menggunakan uang tabungan mereka selama ini. Akibatnya, uang persediaan kedua anak malang tersebut semakin menipis. Jangankan sekolah, untuk makan sehari-hari saja sudah tidak cukup.
Namun, bukan Aiman dan Joko namanya kalau gampang menyerah dengan keadaan. Mereka mencoba membuka usaha dengan berjualan risol yang mereka buat sendiri. Aiman dan Joko menggunakan modal dari sisa uang tabungan yang ada untuk membeli peralatan dan bahan-bahannya. Pertama kali membuatnya, risol tersebut terasa hambar dan tidak ada enak-enaknya. Namun, semangat mereka tidak putus sampai di situ, Aiman dan Joko terus berusaha dengan berbagai cara agar risol buatan mereka bisa menjadi selera favorit orang-orang di sekitarnya. Berjam-jam waktu yang mereka habiskan untuk mencoba berbagai resep, hingga saat mereka sudah tak kuat lagi dan jatuh tertidur, salah satu resep risol terlezat sepanjang masa berhasil diciptakan.
Pada hari Sabtu, sepulang sekolah, Aiman dan Joko mencoba risol yang tadi malam belum sempat dimakan karena kelelahan. Betapa terkejut dan girangnya mereka saat mengetahui rasanya yang sangat enak dan gurih. Tanpa berlama-lama lagi, perjuangan mereka dalam mencari sesuap nasi itupun dimulai. Aiman dan Joko membawa risol buatan mereka untuk dijual, dimanapun tempat yang mereka anggap ramai. Mereka rela berjalan kaki dan berpanas-panasan setiap hari. Kesabaran dan keteguhan hati kakak-beradik tersebut dalam berjualan risol membuat perjuangan mereka membuahkan hasil yang luar biasa. Orang-orang sangat menyukai risol buatan Aiman dan Joko yang luar biasa lezat rasanya. Dengan cepat, dagangan mereka menjadi selera favorit masyarakat dan keuntungan usaha kakak-beradik tersebut meningkat berkali lipat. Namun, mereka tidak cepat berpuas diri. Aiman dan Joko memutuskan untuk membuka dagangannya di kantin sekolah agar teman-temannya juga dapat membeli dan merasakan risol buatan mereka.
Strategi tersebut berhasil. Aiman dan Joko memperoleh keuntungan besar dari hasil berjualan di kantin sekolah. Karena itulah kakak-beradik tersebut akhirnya bisa kembali bersekolah bersama teman-temannya. Namun, perjuangan mereka tidak selalu berjalan mulus. Apa yang dikatakan pepatah lama itu? Kesuksesan bukanlah jaminan semua orang mencintai kita. Sebaliknya, orang-orang yang menaruh benci justru semakin bermunculan. Itulah yang terjadi kepada Aiman dan Joko. Setiap hari, mereka selalu diejek dan dikucilkan oleh geng empat sekawan yang terkenal suka merendahkan orang lain, siapa lagi kalau bukan Fitri, Zainab, Isnaeni, dan Quinto. Berbagai macam hinaan dan kata-kata kasar telah mereka lontarkan kepada Aiman dan Joko. Bahkan, empat anak itu berani sekali menyebut kata "yatim piatu" di hadapan kakak-beradik tersebut. Menghadapi hal tersebut, Aiman dan Joko tidak mau ambil pusing. Mereka menganggap hinaan tersebut sebagai motivasi dan bahan bakar untuk terus berjuang hingga mencapai titik kesuksesan.
Sepuluh tahun kemudian, dua bersaudara itu telah sukses menjadi juragan risol yang memiliki outlet dimana-mana. Kesuksesan itu mereka dapatkan murni dari kerja keras dan sifat pantang menyerah yang mereka miliki sejak dini. Aiman dan Joko kini jauh lebih mapan dan sejahtera dibandingkan empat anak-anak yang dulu tiap hari mengejek mereka di sekolah. Kakak-beradik itu berhasil membuktikan bahwa perjuangan yang dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketekunan akan mendatangkan kesuksesan bagi siapa saja yang menjalaninya.
Amanat cerpen: Jangan pernah menyerah untuk berjuang dalam mencari uang dan sesuap nasi, jangan pernah pula mengecilkan anak yatim piatu atau siapapun karena itu merupakan perbuatan yang tercela.
HR. Ibnu Majah: "Cukuplah keburukan seseorang jika ia menghina saudaranya sesama Muslim"
HR. Muslim: "Sombong adalah bentuk menolak kebenaran dan meremehkan orang lain."