Nagita Puspa 10 months ago
nagita-puspa #budaya

Buto Pethakilan

Buto cakil methakil petakilan...

Pewayangan mengusung lakon kebaikan dan angkara murka, menyajikan pelajaran kehidupan dalam kemasan pementasan seni. Salah satu tokoh yang sering wara-wiri dalam karya seni tersebut adalah Arjuna. Arjuna digambarkan sebagai sosok berhati lembut berparas tampan kemudian dengan panahnya semakin menekan keberanian jiwa kesatrianya. Dalam kisahnya Arjuna tergabung dalam Pandawa yang selalu melawan Kurawa. 


Namun, di balik kesempurnaan Arjuna terdapat cerita anak raksasanya. Mari berkenalan dengan Buto Cakil..!


Buto Cakil atau nama lainnya Gendir Ditya Kala Gendir Penjalin, Ditya Kala Carang Aking, Kala Klantang Mimis, dan Ditya Kala Plenthong berperawakan seperti manusia biasa dengan ciri khasnya berupa gigi tonggos pada rahang bawah. Uniknya dari Buto ini adalah badannya yang tidak sebesar raksasa lainnya. Justru seukuran manusia biasa dan kedua tangannya yang bisa digerakkan tidak seperti raksasa lain yang lakonnya hanya dapat menggerakkan satu tangannya saja. Ia menjadi tumenggung penuh tingkah atau kita dapat menyebutnya hyperactive dengan daerah kekuasaan raksasa di hutan sesuai dengan perintah rajanya. Bukan karya India namun Buto Cakil merupakan wayang asli Indonesia, ia digarap ketika zaman Mataram pada tahun 1630 atau 1522 Saka. Buto Cakil digambarkan sebagai lakon apes dalam Mahabharata versi jawa dengan pembawaan cengengesan tak luput dengan sifat keangkaramurkaannya. 


Buto Cakil muncul dalam sesi perang Kembang atau Bambangan, ia melawan Arjuna sebab Arjuna telah memasuki wilayahnya tanpa izin. Ia begitu ulet ketika menghadapi Arjuna hingga kegegabahannya membuat ia terbunuh dalam peperangan tersebut. Dalam kisahnya, Buto Cakil terbunuh pusakanya sendiri yaitu keris. Pusaka tersebut bermakna dirinya sendiri yang terlalu berambisi untuk kemenangan dengan menganggap kekuatannya tiada tanding. 


Dalam beberapa studi kasus yang mengangkat pembahasan Buto Cakil mempertanyakan siapakah orang tua Buto satu ini? Dengan informasi yang didapat dari beberapa dalang di Indonesia ditemukan bahwa Buto Cakil merupakan anak Arjuna. Loh? Mari kita ikuti cerita Arjuna muda yang berguru kepada Resi Drona di Padepokan Sokalima. Kesaktian Resi Drona cukup menggaet beberapa bangsawan saat itu salah satunya Raja Paranggelung, Prabu Palgunadi. Prabu Palgunadi telah berkali-kali mencoba menjadi murid langsung Resi Drona namun Prabu Palgunadi selalu ditolak.


Prabu Palgunadi tinggal sementara tidak jauh dari Sokalima dengan istrinya yang bernama Dewi Anggraeni. Prabu Palgunadi berlatih keras memanah hingga kabar dirinya yang tekun terdengar sampai Sokalima. Kemudian diadulah Arjuna dengan Prabu Palgunadi, skill pemanah Prabu Palgunadi memenangkannya. Arjuna marah merasa teremehkan dan melakukan berbagai upaya supaya Prabu Palgunadi meninggal.


Dengan mengusulkan kepada Resi Drona untuk meminta Prabu Palgunadi memotong jari manisnya yang terdapat cincin sakti sebagai persembahan untuknya, Prabu Palgunadi terbunuh sebab hal tersebut. Tak sampai di situ ternyata Arjuna terpikat kecantikan Dewi Anggraeni, dengan niat ingin mengantarkan istri Prabu Palgunadi tersebut untuk kembali ke kerajaannya Arjuna berupaya mendapatkan cinta Dewi Anggraeni. Namun, kesetiaan Dewi Anggraeni mampu membuat Arjuna mengikuti hawa nafsunya. Pemaksaan tersebut menghasilkan bayi buto sebagai gambaran hawa nafsu Arjuna bercampur dengan dendam kebencian Dewi Anggraeni. Bayi buto tersebut yang dikenal dalam pewayangan sebagai Buto Cakil. Dalam perang Kembang terdapat pendapat lain bahwa alasan Buto Cakil melawan ayahnya sendiri adalah rasa sakit hatinya yang tidak pernah mendapat pengakuan sebagai anak. 


Walaupun tercipta dengan kejahatan Buto Cakil memberikan pembelajaran penting di antaranya yaitu perilaku buruk, gegabah akan mendapatkan hasil yang setimpal dengan ulahnya sendiri, keberanian melawan musuhnya demi bangsanya, dan kesetiannya pada titah yang lebih berkuasa. 


Selesailah kita dalam cerita pendek Buto Cakil, sampai jumpa lagi.

Terima kasih!


Sumber : 

https://www.kompasiana.com/efendirust/5510eb9b813311783cbc6c6a/buto-cakil-sisi-lain-dari-sang-arjuna

http://wayangindonesia.web.id/cakil.wayang

https://lib.unnes.ac.id/31947/1/2501411029.pdf

https://www.youtube.com/watch?v=nXbOzJMlB7U


12
266
Mengapa Pluto Tidak Disebut Lagi Sebagai Planet?

Mengapa Pluto Tidak Disebut Lagi Sebagai Planet?

1725950148.jpeg
Chel
1 year ago
Teknologi?

Teknologi?

1714311461.jpeg
fryal
1 year ago
Serangga atau non serangga

Serangga atau non serangga

1724158013.jpeg
sunshine
9 months ago
Dharmawangsa Teguh, yang Gugur dalam Pralaya Medang

Dharmawangsa Teguh, yang Gugur dalam Pralaya Medang

1706535160.jpg
frey✩
10 months ago
Tiga Keunikan Kucing

Tiga Keunikan Kucing

1706238318.jpeg
‎ ‎
1 year ago