Segi Tiga yang Aneh

(Bagian 1)

2023-10-18 08:58:56 - suheylakhansa l.l.

Segi Tiga yang Aneh


Nama-nama yang ada di cerita ini sudah mengizinkan namanya untuk dipakai tapi ada juga yang merupakan nama buatan dan cerita ini hanya fiksi.


“Bruk.” Disya terjatuh karena terdorong. “Ups.. maaf.” Nasywa yang telah mendorong Disya tersenyum sinis dan teman-temanya tertawa melihat Disya yang terduduk tak berdaya. “Gak lihat, gue kira angin lewat.” Nasywa melanjutkan ucapannya. Mereka kembali tertawa. Sudah seminggu Disya bersekolah di sekolah barunya. Banyak yang menyukainya namun ada beberapa geng yang iri padanya sehingga mereka sering mem-bully-nya tapi di depan orang lain mereka sok baik. Setelah mereka puas mem-bully Disya mereka pergi. Disya bangkit dan berjalan menuju kelas.

Di kelas, “Disya lo kenapa. Kok seragam lo kotor semua?” Corry teman sebangku sekaligus teman SD Disya bertanya sambil menepuk-nepuk seragam Disya. “Aww..” Disya meringis saat Corry menepuk bagian lengannya. Corry menggulung bagian lengan Disya. Ternyata Disya luka. “Siapa yang bikin lo gini, Sya? Jangan-jangan geng Nasywa lagi ya?!” Nagita salah satu teman dekat Disya selain Corry. Nagita bertanya marah dia memang agresif. Disya mengangguk pasrah. “Harusnya lo lawan dong. Jangan lembek lo jadi cewek!” Nagita terus mencerocos. “Udah Nagita, Disya kan gak mau gunain keahliannya sembarangan kayak lo.” Corry menyudahi.

Pulang sekolah

“Gue pulang.” Disya masuk ke rumah. “Lo udah pulang? Sana ganti baju, habis ini kita makan di luar. Mama sedang keluar.” Juna kakaknya Disya menyambutnya. “Hmm..” Disya mengangguk. Saat dia mau masuk kamar Juna berseru. “Kok baju lo lecek sama kotor banget. Kayak habis gelut. Dan udah seminggu lo pulang kek gitu.” Juna menatap Disya curiga. Dia memang kakak yang protektif. “Ah enggak apa-apa. Habis jatuh.” Disya mengelak. “Dan itu juga jawabanmu selama seminggu. padahal lo udah bisa silat loh. kenapa lo selalu enggak mau gunain sih?” Juna masih curiga dia tau Disya tidak mau menggunakan silat jika tidak mendesak. karena itu pas SD dia sering dianggap lemah dan sering di-bully. Disya cepat-cepat masuk kamar sambil membatin. ‘Kakak gak boleh tau kejadian di sekolah tadi. Apalagi kalau tau gue luka. Bisa-bisa sekolah di bakar sama dia.’ selesai ganti baju Disya dan Juna makan di luar. Saat mereka duduk di sofa restoran Juna tidak sengaja melihat goresan di lengan Disya karena Disya memakai baju lengan pendek. “Tanganmu kenapa?” Juna bertanya. Disya yang sedang makan tersadar dan menutupi lengannya. Juna menarik tangan Disya dan mengeceknya. “Kok lo bisa luka? Lo bilang tadi cuma jatuh?!” Juna bertanya sedikit marah. Disya menunduk. Setelah makan mereka pulang. ‘Hmm untung besok hari Sabtu jadi aku bisa keluar’ Disya membatin.

bersambung


More Posts