Mari lebih mengenal tanaman singkong!
Ketahanan pangan menjadi salah satu isu paling penting di abad ke-21. Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat dan perubahan iklim yang berdampak pada produksi pertanian, mencari solusi untuk memastikan pasokan pangan tetap cukup dan berkelanjutan menjadi keharusan. Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, mulai dari hasil pertanian seperti padi, jagung dan sayuran. Hingga potensi sumber daya energi, misalnya minyak bumi atau batu bara, yang banyak tersebar di sejumlah wilayah di Nusantara. Indonesia juga negara yang dikaruniai dengan kekayaan tanaman umbi-umbian seperti singkong.
Singkong adalah tanaman yang sangat fleksibel dan dapat tumbuh di berbagai kondisi tanah dan iklim. Dengan adaptasi yang luas, singkong tumbuh dengan baik di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan sumber daya alam. Di daerah tropis dan subtropis, tanaman ini merupakan salah satu pilihan utama bagi petani untuk memastikan pasokan pangan yang andal. Singkong bisa diolah menjadi berbagai bentuk makanan, seperti tepung, makanan ringan, kudapan, hingga pangan olahan lainnya. Keberagaman ini memastikan bahwa singkong dapat menyediakan kontribusi penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bagi masyarakat yang bervariasi.
Singkong memiliki nilai gizi yang tinggi dan beragam manfaat kesehatan. Umbi singkong mengandung karbohidrat kompleks yang menjadi sumber energi yang baik bagi tubuh. Selain itu, singkong mengandung vitamin dan mineral seperti vitamin C, vitamin A, kalsium, zat besi, dan kalium. Nilai gizi ini menjadikan singkong sebagai makanan pokok yang penting, terutama di wilayah-wilayah yang mengalami masalah gizi dan kekurangan vitamin. Dengan meningkatkan konsumsi singkong, kita dapat memperkuat ketahanan pangan dari sisi gizi dan kesehatan masyarakat.
Salah satu keunggulan besar singkong adalah kemampuannya untuk ditanam dan diperbanyak dengan mudah. Bibit singkong dapat diperbanyak melalui stek batang, yang memungkinkan petani untuk menghasilkan tanaman baru dengan cepat. Selain itu, singkong tidak memerlukan perawatan yang rumit dan dapat tumbuh dengan baik di lahan marginal yang tidak cocok untuk tanaman pangan lainnya. Kemudahan dalam budidaya dan perbanyakan ini dapat memberikan keuntungan bagi petani dan meningkatkan ketersediaan pangan secara luas. Singkong dapat menjadi pilihan yang tepat untuk memperkuat ketahanan pangan lokal di daerah terpencil atau masyarakat miskin. Tanaman ini dapat memberikan kontribusi penting dalam mengurangi kelaparan dan kemiskinan. Selain itu, singkong juga memiliki potensi sebagai komoditas ekspor yang penting, yang dapat membantu negara-negara dalam memperkuat ketahanan pangan global dengan berkontribusi pada pasokan pangan dunia.
Singkong dapat dimakan mentah. Kandungan utamanya adalah pati dengan sedikit glukosa sehingga rasanya sedikit manis. Pada keadaan tertentu, terutama bila teroksidasi, akan terbentuk glukosida racun yang selanjutnya membentuk asam sianida (HCN). Sianida ini akan memberikan rasa pahit. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Proses pemasakan dapat secara efektif menurunkan kadar racun.
Produk utama turunan singkong yang banyak diproduksi adalah tepung singkong dan Mocaf (modified cassava flour). Tepung Mocaf adalah produk singkong yang bisa dikembangkan untuk menggantikan tepung terigu yang terbuat dari gandum, tanaman gandum sulit tumbuh di Indonesia. Berdasarkan data Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (APTINDO), volume impor gandum Indonesia tahun 2017 sebesar 11,48 juta ton. Tepung Mocaf dapat dijadikan alternatif pengganti tepung terigu pembuatan mie basah dan mie instan. Dengan adanya perkebunan singkong, tentu sebuah peluang besar yang bisa dimanfaatkan Pemerintah khususnya untuk mengurangi kebutuhan impor gandum. Kita berharap terobosan yang dilakukan Pemerintah bisa menggali SDA dan SDM yang dimiliki Indonesia, program Food Estate Singkong bisa berhasil walaupun tidak mudah untuk menerapkannya, terutama untuk kesesuaian lahan dan dibutuhkan jumlah petani yang sangat besar di dalamnya.
Singkong memiliki peran krusial dalam memperkuat ketahanan pangan global. Keberagaman dalam penggunaan, nilai gizi yang tinggi, kemudahan budidaya, serta kontribusi dalam ketahanan pangan lokal dan global, menjadikan singkong sebagai tanaman yang strategis untuk dijaga dan ditingkatkan produksinya. Dengan mengoptimalkan potensi singkong sebagai pilar ketahanan pangan, kita dapat bergerak menuju dunia yang lebih berkelanjutan, dengan akses pangan yang mencukupi dan merata bagi seluruh populasi dunia.