Sebuah cerita fantasi karya Suheyakhansa Ipak Isnaini
Di suatu desa ada seorang anak yang tinggal di sebuah rumah. Anak itu sangat suka membantah Ibunya. Setiap kali disuruh melakukan sesuatu dia tidak mau hingga hampir setiap pekerjaannya dikerjakan oleh adiknya yang sangat mendiri.
Suatu hari “Dira tolong Ibu sebentar.” sang Ibu meminta tolong dari belakang rumah. Dira yang saat itu sedang bermain menolak dan meminta Ibunya untuk menyuruh adiknya saja “Suruh Kifra saja, Bu.” padahal saat itu adiknya sedang sakit. “Dira tolong sebentar saja kan adikmu sedang sakit.” Ibu masuk ke kamar Dira. “Enggak mau !!” Dira berseru sedikit membentak. Sang Ibu menghela nafas. “Biar Kifra saja, Bu yang bantu.” Kifra muncul di kamar Dira dengan wajah sedikit pucat. “Jangan Kifra kamu kan sedang sakit.” Ibu mencegah. Kifra tidak mendengarkan dan pergi menuju belakang rumah di ikuti Ibunya. Di belakang ada tumpukan kayu bakar yang harus dibawa masuk ke gudang. Kifra dengan hati-hati membawa kayu bakar itu satu persatu di bantu oleh Ibunya. Awalnya tidak terjadi apa apa. Namun saat dia membawa kayu terakhir dia terjatuh dan berteriak. Ibu yang mendengar teriakan itu langsung menghampirinya dan menggendongnya ke ruang tengah. Saat itu Dira sedang di ruang tengah dan terkejut melihat kondisi adiknya. Sedangkan si Ibu bergegas menelepon beberapa tetangga untuk membawa anaknya ke dokter. Kifra pun dibawa ke dokter tapi sedangkan Ibunya menyusul karena masih ada beberapa pekerjaan. “Dira ayo bantu Ibu selesaikan pekerjaan.” Ibu menghampiri Dira. Namun Dira tetap menolak dan tidak peduli. Sang Ibu yang sudah sangat putus asa dan marah pun berdoa. “Ya Tuhan berilah pelajaran bagi anak ini.” telah berkata seperti itu sang Ibu pergi. Sedangkan Dira tidak peduli dan sudah pergi menuju kamarnya lalu tidur.
Saat bangun betapa terkejutnya Dira karena tubuhnya sudah berubah menjadi naga. Saat si Ibu masuk si Ibu langsung berteriak kaget dan melemparkan beberapa barang. Dira yang terkejut langsung terbang keluar lewat jendela. Dira yang saat itu sudah sadar dengan apa yang terjadi merasa sedih karena tidak bisa kembali ke rumah karena sang Ibu tidak mengenalinya. Dia terbang menjauh. Dira dengan tubuh naganya berhenti di suatu bukit dia berdoa memohon ampun. “Ya Tuhan kembalikan aku ke tubuhku aku janji akan menuruti perkataan Ibu.” tiba-tiba dia mendengar suara. “Tolong, tolong….” Dira pergi menuju suara itu sambil mengendap endap. lalu dia melihat seekor naga berwarna hijau tua tersangkut di pohon. Dira pun membantunya. “Terima kasih ya. Kenalin aku Shira. Aku sebenarnya manusia.” Shira mengulurkan tangan naganya. “Hai aku Dira sebenarnya manusia juga.” mereka pun mengobrol. Dira menceritakan bagaimana dia bisa menjadi seekor naga. Saat Shira mau bercerita terdengar suara dentuman. Mereka pun terbang ke sana. Mereka melihat ada desa yang baru saja kejatuhan meteor dan salah satu rumah hancur. “Dira ayo kita bantu mereka.” Shira mengajak. “Nggak ah.” seperti biasa Dira menolak. “Katanya kamu udah tobat gak mau ngebantah lagi.” Shira mengingat. “Iya, iya.” Dira berseru. Tiba-tiba ada meteor yang jatuh lagi. Shira menyemburkan api hingga meteor itu pecah berkeping keping. Dan kepingan itu jatuh ke arah penduduk. Para penduduk berlarian. Dira me
Mengarahkan mereka ke arah yang selamat. “Pergi ke hutan ayo.” Dira berteriak dengan suaranya yang seperti naga. Para penduduk mengikuti arahan Dira mereka berlarian ke hutan. Sementara itu Shira terus menghancurkan meteor yang berdatangan “Aaa...” ada seorang anak yang hampir tertimpa kepingan batu dan si ibu menelungkupkan tubuhnya untuk melindungi sang anak. Dira terpana dia seakan melihat ibunya yang sedang melindungi adiknya. Dira tersadar dari lamunannya dan langsung memecahkan kepingan batu itu dengan apinya. Sementara itu Shira yang sedang memecahkan meteor yang jatuh sambil menunggu semua warga mengungsi. Dia tidak sengaja melihat dua orang gadis sedang berlari dan salah satunya tersandung lalu kakinya tersangkut padahal ada tiang dari rumah yang hancur hampir jatuh. sedangkan gadis yang satunya sebenarnya bisa terus berlari dengan selamat malah berbalik dan menolong temannya. Walaupun tiang itu sebentar lagi jatuh dia tetap berusaha meski temannya memintanya pergi. Mereka pun selamat tepat beberapa detik sebelum tiang itu menimpa mereka. Shira terpana dia teringat penyesalan yang telah dia lakukan dulu.
1 tahun yang lalu
Api terus berkobar dan hampir melahap seluruh ruangan dan mulai menjalar menuju tangga. Orang-orang berlari ke tangga turun. “Shira ayo cepat. kalau tidak kita bisa mati” seorang anak berumur belasan tahun meneriaki sahabatnya. “Iya Shina.” Shira berlari menuju tangga dengan terengah-engah. Shina yang mau menyusul tertimpa kepingan kayu kakinya tersangkut. “Shira tolong aku.” Shina memohon dengan panik. Shira terdiam, dia juga panik dan menutup matanya lalu membalik badan mau meninggalkan. “Maaf, Shina.” Shira berseru pelan. “Shira tolong aku. Aku mohon.. Aaa.” Shina berteriak. Shira reflek menoleh dan melihat sahabatnya tertimpa reruntuhan. suara Shina menghilang. Shira tertegun. Setelah kejadian itu Shira berubah menjadi naga.
Shira tersadar dari lamunannya dia terbang ke arah dua gadis yang berjalan tertatih-tatih itu. Dia membawa mereka terbang menuju tempat yang aman. Tapi sebelum sampai ada meteor yang mengenai sayapnya. Shira menghentakkan tubuhnya kedua gadis itu terlempar ke arah warga dan ditangkap warga. Sementara Shira terjatuh dan pingsan. Dira menghampiri Shira dengan panik. “Shira kamu gak apa-apa?” Dira mengguncang-guncang tubuh Shira. “Bruk” ada kayu yang menghantam Dira dia pun pingsan.
“Dira.” ada suara yang memanggil. Dira membuka mata. Dan menoleh Dira melihat Shira sedang berusaha bangun tapi dengan tubuh manusia. Dira melihat tangannya ternyata dia juga dalam wujud manusia. Mereka melihat ke depan bersamaan. Di depan mereka ada sosok yang wajahnya tertutup cahaya. “Kerja bagus Dira, Shira kalian telah menyelamatkan orang-orang di kampung itu.” orang itu terlihat seperti tersenyum walaupun wajahnya tertutup cahaya. “Karena usaha dan simpati kalian aku akan melepas kutukan kalian. Pergilah ke tengah hutan ini di sana ada bunga berwarna kuning keemasan. Hiruplah bau bunga itu maka kalian akan terlepas dari kutukan ini.” orang itu melanjutkan. Dan sebelum Dira maupun Shira berkata-kata. Orang itu melambaikan tangan dan sekeliling mereka menjadi sangat terang mereka pun menutup mata karena silau.
Saat Dira dan Shira membuka mata mereka sedang dikelilingi warga yang terlihat khawatir. Mereka juga kembali menjadi naga. “Hei para naga sudah bangun.” salah satu penduduk memberitahu yang lain. “Terima kasih naga kalian telah menyelamatkan kami.” yang lainnya berseru. Dira mengangguk dan berpamitan kepada mereka bersama Shira. Mereka berdua kemudian pergi ke dalam hutan dan menemukan bunga yang disebut oleh orang di mimpi mereka tadi. Setelah menghirup baunya mereka pun berubah menjadi manusia kembali.
Setelah kejadian itu Dira kembali ke rumahnya dan meminta maaf kepada ibunya dia juga berubah menjadi anak yang penurut. Sementara Shira pergi ke pemakaman sahabatnya (Shina) dan meminta maaf atas apa yang dia lakukan. Tiba-tiba di sekelilingnya menjadi sejuk dan dia melihat bayangan Shina yang sedang tersenyum. Shira pun ikut tersenyum sambil meneteskan air matanya.