Manusia bernilai adalah manusia yang beriman dan berilmu. Kita sebut saja iman dan ilmu ini “software” yang harus diinstall dalam diri kita. Manusia akan diangggap ‘berharga’ manakala software yang diinstall dalam dirinya banyak dan bermanfaat.
Dua orang pelajar, kita analogikan dengan dua buah komputer, fisiknya sama. Fisik komputernya sama. Komputer yang satu hampa software, dan komputer lainnya kaya software. Dapat dipastikan kinerjanya akan berbeda, bahkan jauh berbeda. Komputer yang kaya software akan menyelesaikan banyak masalah, akan banyak membantu kinerja manusia, akan digunakan banyak orang, akan lebih bermanfaat bagi penggunanya. Tapi komputer yang hampa software, hanya setumpuk rongsokan yang tidak berguna, meski fisiknya dihias lebih bagus, diganti dengan casing yang terbaru, tapi jika di dalamnya hampa software, hampa ilmu, maka tetap kurang berguna.
Itulah gambaran manusia berilmu dan yang kurang berilmu (bodoh). Tinggal kita memilih mau menjadi komputer yang seperti apa, kaya software atau hampa software? Logika yang sehat tentu akan menjadikan diri kita sebagai komputer yang kaya software, kaya ilmu, full manfaat dan bersedia menjadi pelayan umat.
Pilihan selalu berbanding lurus dengan usaha, jika memilih menjadi manusia berilmu, maka keinginan itu harus berbanding lurus dengan prilaku keseharian kita. Bukan hanya sekedar keinginan, tapi juga dibarengi dengan usaha yang maksimal.
Mau pintar? Ya belajar!