fabyanskyyy 2 months ago

Anak yang kehilangan segalanya (part 1)

Di sebuah desa kecil di dekat Moniyan Empire, hiduplah seorang anak kecil yang hidup bahagia bersama orang tuanya. Anak itu selalu disayang oleh orang tuanya. Anak kecil itu sangat senang. Hingga suatu ketika, ada monster yang menyerang rumah mereka. Anak kecil itu disuruh bersembunyi oleh kedua orang tuanya di sebuah ruangan kecil, dan orang tuanya berkorban demi anak mereka. Anak kecil itu hanya bisa mendengar suatu teriakan orang-orang termasuk orang tua nya. Lalu, ketika penyerangan itu sudah reda, anak kecil itu hanya bisa melihat tubuh orang tuanya tergeletak tak bernyawa. Anak kecil itu menangisi orang tuanya.


Lalu anak kecil itu bersembunyi kembali karena merasa takut hingga tertidur. Keesokan harinya, ia ditemukan oleh para pasukan Moniyan Empire yang sedang mengevakuasi desa anak itu, dan karena anak kecil itu tidak memiliki siapa-siapa lagi, akhirnya anak kecil itu dipungut oleh Pasukan Moniyan ke tempat yang bernama Monastery of Light. Tempat ini adalah tempat untuk membimbing orang-orang yang sudah tidak memiliki tujuan hidup atau kita bisa sebut panti asuhan. Alasan kenapa anak kecil itu dipungut, karena dia sudah tidak memiliki siapa-siapa, dan agar dia dapat dididik, dan juga diasuh di sana. Sejak saat itu anak kecil ini tinggal di Monastery of Light.


Sejak penyerangan terhadap desanya dan juga orang tuanya, anak kecil ini selalu teringat suara jeritan para warga dan orang tuanya. Lalu menyebabkan anak kecil ini menjadi trauma dan membuatnya menjadi orang yang pendiam dan tak pernah bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya. Ketika dia sedang berada di dalam kamarnya, anak kecil ini mendengar suara ayunan biola dari luar. Mendengar suara biola itu, ia merasa suara ini mengobati semua penderitaan yang pernah dia alami. Anak kecil ini mengikuti suara biola tersebut. Ketika sampai, anak kecil ini melihat pendeta yang sedang bermain biola dengan nada yang sama seperti yang ia dengar. Lalu, anak kecil itu menghampiri pendeta itu dan untuk pertama kalinya anak kecil ini mencoba mengeluarkan suaranya dan bertanya apa lagu yang dimainkan oleh sang pendeta. Sang pendeta menulis lagu itu dalam sobekan kertas dan dalam kertas itu tertulis lagu yang berjudul "Hymn of Light".


Dulu sang pendeta adalah guru paduan suara di Monastery of Light. Tapi suatu ketika, ada sebuah tragedi penyerangan dari para monster yang membuat sang pendeta kehilangan suaranya dan hal itu membuat sang pendeta tidak dapat mengajar paduan suara lagi. Tetapi, kehilangan suara tidak membuatnya jadi putus asa. Sang pendeta berniat untuk membeli sebuah biola dan bermain biola itu untuk menghibur banyak orang.


(kembali ke anak kecil ini)

Sejak anak kecil ini mendengar sang pendeta bermain biola ia menjadi sering bersama sang pendeta untuk mendengarkannya bermain biola. Anak kecil ini juga ingin mencoba bermain biola tetapi anak kecil ini sering menghasilkan nada yang tak beraturan. Lalu, anak kecil ini sudah akan menyerah tetapi sang pendeta menulis kalimat dan meyakini anak kecil ini kalau ia sudah dewasa akan bisa bermain biola dengan baik.


Waktu pun berlalu ketika para anak-anak termasuk anak kecil ini sudah tumbuh dewasa, mereka diberi pilihan untuk meneruskan hidup. Mereka diberi pilihan untuk menjadi pejuang untuk Monastery of Light atau menjadi pendeta. Sebenarnya si anak kecil ini yang sudah tumbuh dewasa memiliki potensi skill untuk menjadi pejuang Monastery of Light dan juga ia sudah mahir bermain biola. Saat dia sedang dites ia menunjukkan skill bertarung yang hampir melampaui semua murid di Monastery of Light.


seorang pemimpin di Monastery of Light juga memberikannya senjata yang bisa menyerap kekuatan para monster. Tujuannya agar ia bisa bergabung sebagai pejuang di Monastery of Light. Semua temannya juga menyemangatinya untuk bergabung bersama mereka. Tetapi ia menolak dan menetap di Monastery of Light untuk mengikuti jejak sang pendeta tetapi mereka tidak memaksanya. Mereka menghargai keputusannya.


Hingga suatu ketika para warga Moniyan mendapat rumor bahwa para monster akan menyerang Moniyan Empire. Karena hal itu, anak yang mengikuti jejak sang pendeta tidak akan tinggal diam dan mengikuti pelatihan. Pada awalnya anak ini bingung karena ia ingin menetap di Monastery of Light, tetapi sang pendeta meyakinkan anak itu dan menulis surat "Siapapun dirimu, Monastery of Light akan tetap menjadi rumahmu," dengan dukungan sang pendeta anak ini pergi untuk mengikuti pelatihan. Setelah beberapa hari anak ini menetap di pusat moniyan, anak ini yang sudah mengikuti sang pendeta diizinkan untuk kembali ke Monastery of Light, ketika ia sampai ia terkejut melihat sesuatu yang ada di hadapannya ....

bersambung...

Rasa1

Rasa1

1730847539.jpg
Mqnun Amn
1 year ago
Jewawut Bisa Dimakan?

Jewawut Bisa Dimakan?

1725636421.jpeg
ヒンメル
1 year ago

Aku Bersama Elmyra.

Tugas Bahasa Indonesia

https://lh3.googleusercontent.com/a/AGNmyxYKZ-s4XsIaC9Al3R5ep1uEBVAvHMkuM9MhZQxr=s96-c
Afra Septi Kania
1 year ago
Untuk-Mu, Muhammad

Untuk-Mu, Muhammad

1706664012.jpg
R. Gatot Susilo
2 years ago
Bad or Good Habits?

Bad or Good Habits?

https://lh3.googleusercontent.com/a/AAcHTtet6ELyO0wwyKbhPRqKalL1N6kMGKHX2C5l_f-AFeOFfg=s96-c
gsyya
1 year ago