mini dialog, kalo jelek wajar baru bikin sekali ini
Di pagi hari yang cerah, ada trio sekawan yang sudah seperti kayu yang sudah dilem 3 kali. Mereka tidak bisa lepas dan dipisahkan satu sama lain. Mereka seperti saudara tak sedarah, namanya adalah Amin, Nanda, dan Nasta. Ingin tahu kelanjutannya? Simak dialog dibawah ini.
Di Handphone (Whatsapp)
Nanda : “P”
Amin : “Uyy”
Nasta : “Apa?”
Nanda : “Ayo dolan, bosan kih.”
Nasta : “Emm, boleh sih tapi aku gak sore-sore pulangnya.”
Amin : “Gasss!”
Nasta : “Tapi mau Ke mana?”
Nanda : “Wes, kumpul neng tempat biasa ae.”
Amin : "Yoi.
Nasta : "Oke."
Mereka pun otw ke tempat kumpul biasanya.
Di tempat biasanya mereka kumpul (pos ronda)
Mereka di sana mengingat waktu mereka kelas 7 SMP
Nasta: "Kalian ingat nggak, pas kita pertama kali ketemu di sini? Kayak baru kemarin, tapi sekarang kita udah kelas 11."
Amin: "Iyo, aku ingat banget! Kita main petak umpet dan Nanda pasti lama banget kalau ngumpet plus jago lagi."
Nanda: "Hahaha, iyo lah jelas! Aku kan rajanya ngumpet. Tapi yang paling aku ingat itu saat kita bertiga buat janji jadi sahabat selamanya."
Nasta: "Iya, janji itu harus kita jaga. Apapun yang terjadi nanti, kita harus tetap bersahabat."
Amin: "Mantap, Nasta. Nanti kalau kita sudah besar dan punya kesibukan masing-masing, kita harus meluangkan waktu untuk reuni. Setuju?"
Nanda: "Hoo! Mungkin nanti kita bikin tempat kumpul sendiri. Rumah pohon, misalnya. Kita bisa berkumpul di sana tiap akhir pekan."
Nasta: "Wah, mantap, Nanda! Kita pasti bisa bangun rumah pohon yang keren. Dan jangan lupa, kita juga bisa saling membantu kalau ada masalah."
Amin: "Aku yakin kita bisa menghadapi apapun asal bersama-sama. Ayo, kita jaga persahabatan ini sampai kapan pun."
Nanda: "Sahabat selamanya, ojo lali karo janji kita."
Nasta & Amin: "Sahabat selamanya!"
Sebuah cerita fantasi karya Muhammad Rafli Ghazali yang mengandung amanat janganlah menjad...