Andreans 11 months ago
ㅤㅤㅤ #bahasa

Beni and Hard Work

Tugas Bahasa Indonesia

Pada tanggal 17 Agustus 2945 di SD Mega Islamic Boarding School menyelenggarakan lomba memperingati kemerdekaan Indonesia. Ada banyak sekali lomba yang diselenggarakan oleh panitia sekolah. Lomba-lomba tersebut ialah lomba makan kerupuk, lomba balap kelereng, lomba memasukkan pensil ke botol, lomba memasukkan benang ke jarum, dan lomba tarik tambang.


Sepuluh hari yang lalu ada siswa baru yang bernama Beni. Ia pindah sekolah karena orang tuanya ditugaskan di luar kota. Karena ia tidak mau tinggal sendirian di rumah ia terpaksa ikut dengan orang tuanya pergi ke luar kota. Mereka tinggal di sebuah kontrakan yang tidak jauh dengan sekolah baru Beni.


Satu hari sebelum acara dimulai Edo dan teman-teman barunya yaitu Udin, Lani, Beni, Siti, dan Dayu sedang merencanakan pembagian lomba 17 Agustus di dalam kelas. Mereka berdiskusi bersama karena setiap lomba harus ada perwakilan dari siswa atau siswi dari setiap kelas. Udin sebagai ketua kelas pun mengusulkan pendapatnya.

“Bagaimana kalau lomba balap kelereng kamu saja Beni, setuju gak teman-teman?” 

 tanya Udin. 

“Setuju banget! Kamu kan murid baru jadi kami ingin melihat kehebatanmu Beni, iya kan 

 teman-teman,” Tanya Dayu sambil tersenyum. 

“Setujuuu!” Jawab teman-teman Beni.

“Beni, jadi kamu mau terima tawaranku gak?” Tanya Udin.

“Baiklah aku terima tawaranmu Udin, aku akan membuktikan kehebatanku bahwa 

 akulah pemenangnya!” jawab Beni dengan sedikit tersenyum.


Singkat cerita, diskusi pun selesai dengan hasil akhir Dayu mengikuti lomba makan kerupuk, Lani lomba memasukkan pensil ke botol, Siti lomba memasukkan benang ke jarum, Beni lomba balap kelereng dan sisanya mengikuti lomba tarik tambang. Karena tarik tambang harus diwakili tiga orang, Beni pun terpaksa mengikuti dua lomba sekaligus. Setelah diskusi selesai mereka pun berpamitan dan pulang ke rumahnya masing-masing.


Keesokan harinya sebelum acara dimulai, Beni dan teman-temannya berkumpul di depan kelas. Mereka berbincang bincang membahas lomba yang akan diikuti.

“Hai teman-teman, apakah kalian siap untuk menang lomba 17 Agustus tahun ini!”

 Tanya Udin dengan suara yang lantang untuk menyemangati teman-temannya.

“Mana mungkin kita bisa menang! Kita saja jarang berolahraga," jawab Edo .

“Edo, jangan begitu dong kita harus memiliki jiwa pahlawan seperti pada saat pahlawan

 Indonesia melawan penjajah memperebutkan wilayahnya dan akhirnya merdeka seribu  

 tahun yang lalu. Bagaimana teman-teman?“ Ajak Udin dengan semangat.

“Siappp!...” Jawab satu kelas dengan penuh semangat.

“Nah, begitu dong, kita harus seperti pahlawan Indonesia,” Jawab Udin dengan gagah.

“Sok tau lu Edo kalo kita tidak bisa menang, kaya kamu saja yang menulis cerita ini,” 

 jawab Beni ke Edo.

“ Memang bukan aku yang menulis hehehe…” Jawab Edo sambil tertawa.


Setelah itu waktu menunjukkan pukul sembilan kurang seperempat, para siswa dan siswi mulai berkumpul di lapangan tempat lomba dilaksanakan. “Pengumuman-pengumuman, lomba 17 Agustus akan dimulai lima belas menit lagi, diharapkan siswa dan siswi yang masih di kelas untuk menuju ke lapangan,” peringatan dari panitia. 

“Hai teman-teman ayo buruan! sudah pada disuruh kelapangan tuh sama panitia," Ajak Udin.

Let's go!“ Jawab Teman-teman Beni.

“Pagi-pagi makan roti, ini semua buatan ibunya, wahai kawan yang baik hati, mari

 kita berjuang bersama,” Jawab pantun dari Dayu.


Singkat cerita kompetisi lomba 17 Agustus pun dimulai, para murid dipanggil per kelompok. “Perhatian-perhatian lomba pertama yang akan dilaksanakan ialah lomba balap kelereng, saya meminta tolong untuk perwakilan setiap kelas menempati tempat yang sudah disediakan oleh panitia,” kata panitia. 


Sebelum pertandingan dimulai Beni sempat berbincang kepada Edo. “Edo Lihat nanti waktu aku bertanding, aku akan memenangkannya, karena pada saat itu lawanku tergesa-gesa dan mengakibatkan terjatuhnya kelereng ke bawah dan mereka pun kalah,” Kata Beni. “Oke!” Jawab Edo.

“Beni, itu giliranmu cepetan ke sana,” Kata Dayu 

“Iya-iya, aku ke sana“ Jawab Beni


Tiga, dua, satu mulai. Pertandingan dimulai, mereka pun berlomba memperebutkan juara satu.

“Ayo Beni, kamu pasti bisa!“ Sorak teman-teman Beni.

“Beni cepat Beni, lihat posisimu, kamu berada di posisi terakhir!” Kata Dayu.

“Tenang Dayu, kata Beni dia akan memenangkan pertandingannya” Kata Edo.


Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba peserta yang mengikuti lomba balap kelereng kewalahan karena kelereng yang digunakannya berjatuhan. Tetapi tidak dengan si Beni, dia tetap santai dan terus maju seolah-olah dia sedang berjalan santai biasa. Dan akhirnya yang memenangkan lomba balap kelereng iyalah Beni.

“Wihh! benar juga kata Beni, semua kelereng yang digunakan lawannya pada 

 berjatuhan,” Kata Edo terkejut dan tidak menyangka.

“Wah, apakah Tuhan mendengarkan apa yang dikatakan Beni?” seru Dayu antusias.

 Mendengar hal itu, Beni hanya diam tidak menanggapi ucapan teman-temannya.


Setelah istirahat sejenak dan menonton pertandingan lainnya. Beni mulai bersiap untuk mengikuti lomba berikutnya, yaitu tarik tambang dengan Edo dan Udin.

“Teman-teman apakah kita bisa memenangkan lomba tarik tambang ini?" tanya Edo

“Aku tidak yakin kita bisa memenangkannya, bagaimana denganmu Beni?" Tanya Udin

“Nanti kita menang kok teman-teman. Tidak perlu khawatir.” jawab Beni


Pertandingan pun dimulai, ronde pertama tidak berjalan sesuai yang dikatakan Beni pada waktu itu. Tim Beni dan teman-temannya pun kalah dengan mudah dari musuhnya. 

“Lah, bagaimana nih Ben? Katanya kita menang?” Tanya Edo

“Tenang dulu lah. Ini baru babak pertama. Setelah ini kita pasti menang kok.” jawab 

 Beni dengan penuh percaya diri.

“Iya, Edo ini baru awal, kita harus melakukan babak selanjutnya dengan lebih semangat 

 lagi agar kita bisa menang!” ajak Udin

“Baiklah! Aku akan menariknya dengan penuh tenaga," jawab Edo


Pertandingan selanjutnya berjalan dengan sangat sengit. Tin Beni pun menang dengan sengit. Beni dan teman-temanya membutuhkan sekitar sepuluh detik untuk menangkapnya. 

“Yey, menang! Benar kata kamu Ben, kita akan menang” Kata Edo

“Gak kok, itu cuma kebetulan, hehehe" kata Beni

“Mana mungkin itu kebetulan!” kata Udin

“Sudah itu gak penting, yang penting kita menangkan dulu ini lomba,” kata Beni

“Baiklah," kata Udin dan Edo


Pertandingan ketiga pun dimulai mereka sangat ragu dengan perlombaan itu, tetapi mereka sangat percaya apa yang dikatakan Beni waktu itu, jadi mereka sangat semangat dan percaya diri. Di babak penentuan ini mereka berusaha dengan keras.

“Tarik, tarik, tarik!” teriak Udin.

“Sudah Din, ini sudah aku tarik!“ saut Edo.

“Semangat teman-teman kalian pasti bisa!” sorak dari teman sekelas.

“Beni bagaimana nih berat banget?” tanya Edo.

“Tenang setelah ini kita akan menang kok.” jawab Beni dengan santai

“Bagaimana kamu bisa tau Ben! Siapa kamu sebenarnya?” tanya Edo

“Tarik dulu teman-teman! Nanti saja mengobrolnya!” sorak Udin


Pada akhirnya tim Beni dan teman-temanya pun menang dengan skor 2-1. Mereka sangat bergembira atas kemenangan yang diraihnya. Mereka pun merayakannya di dalam kelas bersama-sama dengan memotong nasi tumpeng yang diberikan oleh panitia kepada tim yang menang dalam lomba kelompok tarik tambang. Di dalam kelas mereka bersenang-senang dan berbincang tentang kejadian yang tidak masuk akal pada saat pertandingan. Mereka membahas seorang Beni yang bisa memprediksi kejadian yang belum terjadi. Pada saat Beni berpamitan untuk pulang, ia dicegah oleh teman-temanya dan bertanya.

“Beni, mau ke mana kamu kok buru-buru amat?" tanya Udin.

“Pulanglah mau ke mana lagi.” Jawab Beni dengan santainya.

“Sebelum kamu pulang aku ada pertanyaan buat kamu. Siapa kamu sebenarnya Beni?”

“Maksudnya!?” Tanya Beni dengan kebingungan.

“Maksudnya aku melihat kamu dari awal masuk sekolah sampai sekarang kamu terlihat tidak seperti orang normal pada umumnya,” Jawab Udin.

“Oh, itu yang kamu maksud, jadi sebenarnya aku itu tokoh yang tau segalanya yang telah ditakdirkan oleh penulis dan ada satu pesan dari Tuan saya, dia berkata TAMAT.”


Dan cerita selesai.

14
301
Resensi Cerpen: Menilik Kembali Kisah Perjuangan Si Anak Perempuan dalam Cerpen Rumah Pohon dan Ceritanya, Karya Adissya Maulidina Cahyani.

Resensi Cerpen: Menilik Kembali Kisah Perjuangan Si Anak Perempuan dal...

1724635268.jpeg
llovie
11 months ago
Cahaya Kutub yang Indah

Cahaya Kutub yang Indah

1712062096.jpg
ラファエル
1 year ago
Sengketa Wilayah dan Dampaknya terhadap rasa kepedulian warga Indonesia

Sengketa Wilayah dan Dampaknya terhadap rasa kepedulian warga Indonesi...

defaultuser.png
Kinar Kania Kautsarani
6 months ago
Time is Expensive

Time is Expensive

1726037339.jpg
Syakira Arsyakayla Anandita
1 month ago
Keraton Kasunanan Surakarta

Keraton Kasunanan Surakarta

1712062096.jpg
ラファエル
1 year ago