Suasana kerajaan yang tenang dan damai tanpa adanya pemberontakan. Ruangan yang sunyi senyap hingga aku dapat mendengarkan suara detak jantungku sendiri. Tidak ada orang lain di ruangan ini selain aku dan singgasana yang aku duduki saat ini.
***
Tahun 1568 Kalender Suci.
Setelah bertarung melawan bandit gunung yang selalu membuat masalah dengan penduduk desa, lalu aku ditunjuk oleh Kepala Desa yang sebelumnya untuk menggantikannya menjadi Kepala Desa yang baru.
Setelah lima tahun menjadi Kepala Desa, aku memutuskan untuk menjadi petualang dan mencari tanah kelahiranku yang pernah diceritakan oleh ibuku. Setelah berpamitan kepada penduduk desa, aku pun bersiap untuk berangkat, namun saat sedang mengemas barang aku didatangi oleh temanku yang paling kupercaya.
“ Oyy… Gen, kamu ada di rumah ?”
“ Ada, masuk saja pintunya tidak dikunci. ”
Tok, tok…Kreeek….
“Yo…Moz, apa yang membuatmu jauh-jauh datang dari kerajaan?”
“Yah…Ini tentang surat yang kemarin kamu kirim.”
“Oh tentang itu…”
“Apa kamu serius dengan pilihanmu itu untuk menjadi seorang petualang?”
“Ya, aku serius. Dan juga aku ingin mengunjungi tanah kelahiranku yang dulu pernah diceritakan oleh Ibuku.”
“Yah kalau itu memang keputusanmu aku akan mendukungmu.”
Tanpa menanggapi perkataan Moz aku lanjut mengemasi barang-barangku lalu Moz duduk di kursi tempat biasa aku membaca buku. Setelah selesai mengemas barang, aku pun ikut duduk bersama dengan Moz dan kami lanjut berbincang-bincang hingga larut malam. Keesokan harinya aku pun berpamitan dengan Moz dan berangkat menuju tanah yang dijanjikan.
“Aku berangkat Moz.”
“Selamat jalan, jika kamu memerlukan bantuan di tengah perjalanan kirimkan pesan kepadaku, aku berjanji pasti akan membantumu.”
“Ya, Kamu juga jadilah kesatria kerajaan yang terkuat untuk melindungi kerajaan.”
“Baiklah, akan kupastikan aku akan menjadi kesatria terkuat di kerajaan.”
'Yah walaupun aku sudah dianggap sebagai pahlawan di desa ini tetap saja menjadi pahlawan bukan tujuan utamaku,' gumamku.
Akupun pergi dari desa tempat tinggalku menuju ke arah barat menuju Desa Hage, sebuah desa yang terkenal akan produksi senjata yang sangat kuat. Di tengah perjalanan menuju ke Desa Hage, aku dicegat oleh sekelompok bandit gunung. Mereka berjumlah 15 orang masing-masing membawa senjata yang siap untuk diayunkan ke arahku dan salah satunya juga membawa seorang perempuan yang telah dijadikan sebagai sandera.
“Woy, anak muda jika kamu masih sayang dengan nyawamu dan nyawa perempuan ini berikan semua barang bawaanmu itu!”
“Hah! Harusnya aku yang berkata seperti itu.” kataku dengan percaya diri.
“Apa katamu?! Semuanya cepat serang dia!”
'Huh sekumpulan kroco seperti kalian bukanlah tandinganku, akan kutunjukkan sebuah seni yang telah kulatih selama ini.'
Seorang bandit yang berdiri paling depan mulai menyerang sambil mengayunkan senjata tajam menyerupai pedang yang terlihat sangat tajam. Refleks aku menghindar dan melompat ke belakang menjaga jarak aman dari serangan pedang itu.
Sepersekian detik kemudian, aku balas menyerang dengan mengeluarkan pedang yang selalu kubawa ke mana-mana. Aku ayunkan pedang itu untuk menebas orang yang berjarak paling dekat denganku. Sial bagi orang itu, tebasanku berhasil melukai lengan kanannya.
Melihat kelihaianku memainkan pedang, bandit yang lain mulai ciut dan ketakutan. Mereka mulai hilang fokus. Tanpa membuang waktu, aku memanfaatkan kesempatan ini. Kembali kuayunkan pedang dengan gerakan yang tangkas dan berhasil menumpas 14 orang bandit yang kocar-kacir berusaha menahan seranganku.
Setelah pertarungan yang cukup sengit, hanya tersisa 1 orang bandit dan seorang sanderanya yang sudah pingsan sejak awal pertarungan tadi. Bandit itu mencoba mundur perlahan-lahan dengan niat untuk melarikan diri. Dia sangat terkejut melihat seluruh anggotanya tumbang.
“Hah. Ini bohong kan? Seluruh anggota party-ku dikalahkan olehnya?! Si*l*n siapa kau sebenarnya?!”
“Mengintai dari balik bayangan, memburu dari dalam bayangan, dan yang terkuat di dalam bayangan. Aku adalah Gen, sang Penguasa Bayangan. ”
“Gen? Penguasa Bayangan? Tunggu dulu, jangan-jangan kamu adalah pembunuh berdarah dingin dari kerajaan Baiviles.”
“.......”
“Oyy…Oyy…Tu-Tunggu dulu Ja-ja-jangan mendekat! Jika kau melangkah lebih dekat lagi perempuan ini tidak akan selamat!”
“Huh! Aku akan membunuhmu terlebih dahulu sebelum kamu membunuhnya.”
Jleb…Ukh…
Dasar manusia rendahan. Sudah keroyokan kalah pula. Nah, sekarang apa yang harus kulakukan dengan perempuan ini.
Setelah pertarungan tersebut aku mengikat para bandit dan mengumpulkan mereka di bawah pohon untuk dibawa oleh Moz dan pasukan kerajaan yang telah kukirim pesan. Setelah menunggu selama 2 jam akhirnya perempuan tadi sadar namun kelihatannya dia kehilangan ingatannya.
“Aku di mana? Aku siapa? Kamu siapa?” tanya perempuan itu kebingungan. Dia terlihat mencurigaiku.
“Tenang, aku tidak bermaksud buruk. Aku hanya ingin menolong. Tadi kamu disandera oleh bandit-bandit itu.” kataku menenangkan sambil menunjuk gerombolan bandit yang kuikat di bawah pohon.
“Aku tidak ingat apa-apa, yang aku terakhir kali aku ingat adalah aku sedang pergi menuju kerajaan Yuitia untuk mencari seseorang.”
Apa?! Jadi tujuan kita sama? Hmm… sepertinya dia memiliki bakat untuk berperang namun masih terlalu lemah. Dia bisa menjadi bidak yang kuat di pasukanku. Baiklah sudah kuputuskan!
“Jika mau kamu bisa bergabung ke anggota party-ku, karena aku membutuhkan anggota dan kamu juga kehilangan ingatanmu. Jadi bagaimana?”
“Emm…Baiklah aku juga tidak ingin berhutang budi dengan siapa pun, dan juga aku tidak memiliki tempat untuk kembali jadi aku terima tawaranmu. Tapi sebelum itu kamu harus memberiku nama.”
“Nama ya ? Hm… yosh, mulai sekarang namamu adalah Alpha”
“Alpha ya… tidak buruk.”
Setelah menunggu selama 2 hari akhirnya Moz dan beberapa pasukan kerajaan datang dan membawa para bandit untuk dipenjara. Lalu aku dan Alpha melanjutkan perjalanan menuju ke arah barat. Sepanjang perjalanan aku melatih Alpha cara untuk bertarung dan juga kami melawan beberapa bandit yang mencoba menyerang kami. Lalu lima hari kemudian kita sampai di Desa Hage, di sana kami membeli beberapa perlengkapan untuk bertahan hidup dan juga pasokan makanan untuk melanjutkan perjalanan. Kami pun singgah di sana untuk beberapa hari sembari menunggu pesanan pedangku yang sedang ditempa oleh salah satu pandai besi yang paling terkenal.
Selama di Desa Hage anggota party-ku bertambah menjadi 8 orang dengan aku sebagai pemimpin. Dan mereka kuberi pangkat khusus sebagai 7 bayangan, mereka menjadi kekuatan tempur utama di dalam party. Sebelum berangkat menuju tujuan berikutnya aku mengumpulkan 7 bayangan untuk memberi mereka sebuah misi.
“Alpha, Beta, Gamma, Delta, Epsilon, Zeta, Eta!”
“Ada apa, Tuan Gen?” Alpha mewakili mereka semua menjawab.
“Setelah ini aku akan pergi menuju ke Kerajaan Yuitia Sebelum itu kita akan berpencar dan kalian akan kuberi misi untuk menambah anggota party dan membuat sebuah pasukan perang terkuat yang pernah ada.”
“Baik Tuan Gen, akan kami laksanakan perintah Tuan.”
“Kita akan bertemu kembali di XXX pada saat itu kita akan menjalankan sebuah misi yang sangat besar dan pastikan kalian merekrut anggota yang sangat kuat.”
“Baiklah, kalau begitu kami permisi.”
Setelah mereka pergi aku bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju ke XXX. Keesokan harinya setelah pedang yang kupesan selesai aku pun berangkat. Selama di perjalanan aku bertemu dengan beberapa 7 bayangan dan juga para anggota baru yang bergabung ke dalam party. Hmm, tampaknya mereka melakukan tugas mereka dengan benar. Dan seperti biasanya aku terus bertarung melawan para bandit yang berusaha mencegatku.
Tiga bulan kemudian aku pun sampai ke Kerajaan Yuitia. Di sini aku berencana untuk mengumpulkan seluruh anggota party-ku untuk merencanakan sebuah misi besar.
Yah sebenarnya aku berbohong tentang tanah kelahiranku yang diceritakan oleh ibuku, itu hanya alasan supaya aku dapat meninggalkan Kerajaan Baiviles dan juga Moz. Jadi mumpung sudah di sini aku pergi jalan-jalan sebentar, ah.
Saat sedang berjalan-jalan aku bertemu dengan salah satu dari 7 bayangan, Delta. Dan ternyata seluruh anggota party-ku telah berkumpul di sebuah toko yang sangat terkenal. Lalu aku pun segera pergi menuju toko tersebut bersama Delta. Sesampainya di toko, aku disambut oleh seluruh anggota party bak seorang pahlawan yang baru saja mengalahkan Raja Iblis. Tanpa berlama-lama aku pun menuju ke dalam ruangan khusus di toko tersebut, di sana semua 7 bayangan sudah menungguku. Aku pun duduk di sebuah kursi yang mirip seperti sebuah singgasana.
“Selamat datang Tuan Gen!” sambut 7 bayangan bersamaan.
“Ya.”
“Jadi apa misi besar yang akan kita lakukan setelah ini Tuan Gen ?” Tanya Alpha.
“Sebelum itu sekarang berapa jumlah anggota party kita?”
“Sekitar 128 orang dan masing-masing anggota memiliki kekuatan tempur setara dengan 4 prajurit kerajaan.”
“128?!” kataku dengan terkejut.
“Maaf Tuan Gen hanya itu yang dapat kami kumpulkan.”
“Tidak, itu lebih dari cukup.”
“Kita akan meruntuhkan Kerajaan Baiviles”
“Tapi kenapa nAda ingin melakukan itu? Bukankah Anda dikenal sebagai seorang pahlawan di kerajaan tersebut?”
“Kamu tau Alpha? Kondisi kerajaan saat ini sangat buruk, banyak rakyat yang menderita karena kebijakan-kebijakan yang diberlakukan oleh raja.”
“Baiklah jika itu keinginan Tuan Gen saya akan mempersiapkan pasukan, jadi kapan kita akan melakukan penyerangan?”
“Kita akan berangkat besok pagi.”
“Baiklah.”
Keesokan harinya aku dan seluruh anggota party-ku bersiap untuk berangkat. Aku menyuruh 7 bayangan untuk berangkat terlebih dahulu untuk menyelinap dan memberikan laporan tentang keamanan kerajaan. Kami pun berangkat menuju kerajaan Baiviles. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh kami pun sampai ke Desa Hage. Lalu kami beristirahat dan juga mempersiapkan diri untuk berperang juga membeli beberapa persenjataan yang dibutuhkan. Satu hari setelahnya Delta datang ke Desa Hage untuk melaporkan hasil pengamatan mereka. Setelah memberikan laporan Delta pun kembali lagi menuju ke Kerajaan Baiviles Aku bersama pasukanku pun berangkat untuk menyerbu kerajaan.
***
Siang hari yang cukup panas, suasana kerajaan yang cukup sepi karena para penduduk kerajaan kebanyakan mengurung diri di dalam rumah. Dan para penjaga kerajaan yang terlihat bosan karena tidak melakukan apa-apa. Tiba-tiba terdengar suara ledakan dari berbagai tempat. Sontak para penjaga kerajaan pun terkejut, lalu kesatria terhebat di kerajaan bersama pasukan kerajaan pun bergegas menuju lokasi terjadinya ledakan.
Sesampainya di lokasi ledakan mereka tidak menemukan apa-apa bahkan seorang korban jiwa pun tidak ada. Beberapa saat kemudian sang Kesatria menyadari bahwa ledakan tersebut hanyalah sebuah jebakan dan saat menyadarinya kastel kerajaan pun terlihat seperti sedang menghadapi peperangan. Ia pun bergegas menuju ke kerajaan.
***
Aku memberi perintah kepada Gamma untuk meledakkan sebuah bom di beberapa lokasi.
“Saat ledakan terjadi pasti para Kesatria Kerajaan menuju ke lokasi terjadinya ledakan, pada saat itu kita akan menyerbu kerajaan.”
Boomm…Boomm…Boomm…
“Baiklah semuanya ayo kita serbu Kerajaan Baiviles dan mengambil alih kerajaan!”
“Ayo!”
Kami pun menyerbu kastel kerajaan dan melawan para prajurit kerajaan. Terjadi pertempuran yang cukup sengit, pasukan kami kalah jumlah namun kami memiliki kekuatan tempur yang melebihi rata-rata. Ternyata melebihi dugaanku mereka sangat kuat, bahkan aku dan 7 bayangan tidak ikut bertarung namun mereka dapat melawan para prajurit kerajaan dengan sangat mudah. Setelah pertarungan yang cukup lama kami pun menang melawan pasukan kerajaan dan tidak ada seorang pun yang tumbang dari pasukanku. Saat hendak menuju ke dalam kastel, tiba-tiba pasukan kerajaan yang tadi menuju lokasi ledakan tiba di kerajaan. Mereka pun terkejut karena melihat seluruh anggota kerajaan telah tumbang. Namun yang paling terlihat sangat terkejut adalah kapten dari pasukan tersebut yang tidak lain dan tidak bukan adalah Moz satu-satunya teman yang aku miliki di kerajaan ini.
“Yo! Moz lama tidak bertemu.”
“Gen? A-apa yang telah kau lakukan terhadap mereka? Kenapa kau melakukan semua ini?!”
“Kau tau Moz? Raja di kerajaan ini sudah tidak becus dalam mengurus rakyatnya, jadi sudah saatnya si tua bangka itu digantikan oleh seseorang yang lebih bijak dalam memerintah.”
“Tapi cara yang kamu lakukan itu salah Gen! Kenapa kamu berubah menjadi jahat? Siapa yang membuatmu berubah Gen!!!”
“Kau selalu menjadi yang terbaik di kerajaan maka aku akan menjadi yang terjahat! Juga kau seharusnya tau kalau orang jahat itu adalah orang baik yang gak kebagian dodol.”
“Sialan kau Gen!!! Akan kukalahkan kau dan seluruh pasukanmu itu dan membunuhmu!”
“Silakan saja kalau bisa.”
Moz dan pasukannya pun mulai menyerang dan para pasukanku pun ikut menyerang, kali ini pasukan kami menang jumlah namun kekuatan tempur yang dimiliki oleh pasukan Moz sangat tinggi sehingga menyebabkan setengah pasukanku pun tumbang dan menyebabkan aku dan 7 bayangan ikut membantu berperang.
Setelah pertarungan yang sangat sengit hanya tersisa aku, 7 bayangan, beberapa pasukanku, dan Moz. Dan akhirnya Moz pun tetap menyerang kami dan dia pun tumbang saat duel melawan Alpha. Kami pun pergi menuju ke dalam kastel dan mencari raja yang memerintahkan kerajaan. Namun kami tidak menemukan siapa pun. Lalu aku pun duduk di singgasana kerajaan dan mengambil alih peran sebagai seorang raja.
“Selamat Tuan Gen! Anda berhasil mengambil alih Kerajaan Baiviles dan menjadi raja di kerajaan ini.”
“Ya, ini berkat usaha dan kerja keras kalian semua, sebagai hadiah aku mengangkat 7 bayangan sebagai Kesatria Kerajaan yang aku perintah saat ini.”
“Terima kasih Tuan Gen, kami merasa terhormat.”
Lima tahun kemudian kerajaan yang aku perintahkan pun menjadi lebih maju dan sangat kuat.
TAMAT
Sebuah cerita fantasi karya Muhammad Wiryo Soeripto yang mengajarkan kepada kita untuk jan...
Kisah kelucuan nya yang menguji kesabaran