Nantikan serial cermis lainnya!
Lebih baik aku terurai dengan air, daripada menjadi abu…
Kapal Tua
“Apa menariknya melihat kapal tua yang sudah rusak?” Jack mengeluh bosan. “Aku juga tidak tahu, yang jelas kau tidak usah mengeluh. Khai sengaja mengajak kita kesini karena hari ini ulang tahunnya, dia kan memang suka kapal-kapal tua yang menurutnya bersejarah.” Joy menjawab.
Hari ini Khai berulang tahun, dan dia mengajak dua teman dekatnya untuk pergi berwisata ke kapal tua yang sering dia ceritakan. Jack dan Joy setuju, lagipula Joy juga penasaran kenapa Khai sering menceritakan kapal itu. Kapal itu sekarang sudah menjadi tempat wisata. Jadi, kita bisa masuk ke dalam perut kapal itu untuk melihat-lihat.
Saat mereka datang, Khai sangat bersemangat, berkeliling kesana kemari. Dan, lama lama Jack menjadi bosan, dia mengira akan ada makanan disana, karena itulah dia ikut.
“Tapi, apa kau tidak heran? Kenapa Khai begitu suka dengan kapal yang satu ini? Pengunjung lain juga terlihat gembira.” Joy bertanya. Jack hanya mendengus. “Kita istirahat saja dulu.” Sahut Jack lalu duduk di salah satu batu. Joy melihat Khai di depan masih melihat-lihat. Ya sudahlah, istirahat sebentar saja.
Joy memperhatikan dalam perut kapal itu, memperhatikan sekeliling. Tiba-tiba saja, dia merasa ada yang aneh. Sepertinya kalau dilihat dari luar, perut kapal itu luas. Tapi, kenapa dalamnya seperti lebih kecil? Ah, mungkin perasaan dia saja..
Eh, dimana Khai? Baru duduk sebentar, mereka telah kehilangan Khai! “Jack, kau melihat Khai?” Jack menggeleng polos, masih ingin beristirahat. “Dasar! Ayo kita cari Khai! Kita tidak tahu seluk-beluk ruangan perut kapal ini!” Muka Jack langsung pucat, segera berdiri mengikuti Joy yang sekarang telah berlari ke depan mencari Khai.
Mereka terus berlari mencari Khai, nafas mereka tidak teratur. Bagaimanalah ini? Saat mereka sudah putus asa, mereka melihat sosok Khai. Mereka berlari hendak menghampiri Khai. Tiba-tiba saja, mereka terpeleset dan terjatuh dan kepala mereka menghantam sebuah benda yang keras…
Di ujung sana, Khai tersenyum dingin..
***
“10 menit lagi tempat ini akan ditutup, silahkan yang berada di dalam untuk segera keluar!”
“5 menit lagi!”
Petugas mengecek sekali lagi, lalu menutup tempat itu..
Tetapi, Jack dan Joy pingsan dan terjatuh di sebuah tempat yang tidak mereka ketahui. Dan sekarang, mereka telah terjebak di dalamnya!
***
“Joy, bangun!” Joy mengerjapkan matanya, apa yang telah terjadi? “Joy, sebentar lagi malam! Kita harus keluar dari sini sebelum..” Tubuh Jack menggigil, wajahnya pucat. “Di mana Khai?” Tanya Joy. “Aku tidak tahu, ketika aku terbangun, semua orang telah menghilang! Dan, kurasa tempat ini telah ditutup..” Joy masih memperhatikan sekitarnya. Sepertinya, mereka ada di suatu tempat yang rahasia.
Tiba-tiba saja, dia teringat. Sebelumnya Khai pernah bilang kalau, kapal ini mempunyai tempat yang rahasia. Joy mengingat lagi apa saja yang Khai pernah katakan padanya, siapa tau bisa menjadi petunjuk.
“Kapal itu begitu misteri, sungguh misteri. Di dalamnya terdapat banyak rahasia. Setahuku, Kapal itu menghilang dan entah bagaimana caranya, kapal itu telah terdampar di sebuah tempat. Dan sekarang, tempat itu telah menjadi objek wisata banyak orang. Suatu saat nanti, aku akan mengajak kalian ke sana.” Khai berkata dan tersenyum di akhir katanya. Senyum yang begitu datar, pikir Joy. “Dan, kuharap kalian bisa membebaskannya. Kumohon.. Jangan sampai kalian ikut terjebak di dalamnya…” Lanjutnya. Lalu Khai melangkah pergi, meninggalkan keduanya terheran-heran apa maksud dari kalimat terakhirnya.
Joy tersadar, ini sebuah ruangan yang rahasia yang dimaksud Khai! Bagaimanapun caranya, mereka harus segera keluar dari sini. Joy dan Jack menyusuri setiap sudut untuk mencari jalan keluar, genangan air membuat suara setiap kali mereka berjalan. Joy tiba-tiba saja, melihat secarik kertas di antara air-air itu. Joy mengambil kertas itu dan dia melihat tulisan yang sudah tidak terlalu jelas disana. Lebih baik aku terurai dengan air, daripada menjadi abu…
Tepat ketika Joy hendak berdiri, dari salah satu pintu yang ada di sudut ruangan rahasia itu terbuka membuat suara yang mengerikan.
“Bakar! Mereka yang memasuki kapal ini pantas dibakar. Kaulah penyebab, kaulah perusak, kalulah yang tidak pantas berdiri disini! Ini kapal kami! Ini bukanlah kapal kau. Tunggulah sampai kapten datang, dialah yang telah meninggal dengan begitu terhormat. Dasar keterlaluan!! Ini semua gara gara kau!”
“Jack! Lari!” Joy meneriaki Jack yang masih berdiri mematung. “Jack!” Jack tersadar dan langsung berlari menyusul Joy. Suara dari dalam pintu itu semakin kuat, sampai.. Jack yang sedang panik tersangkut kakinya di sela-sela kayu. “Joy! Tolong aku!” Jack semakin panik. Ditambah lagi, tiba-tiba saja dari dalam situ ada sebuah tangan hitam yang lalu mengarah ke Jack dan.. “Joy!” Jack di tarik ke dalam pintu itu dan menghilang..
“Jack!” Dan sebelum pintu itu tertutup, Joy langsung berlari, menyusul Jack…
Suara kapten itu masih sempat terdengar. “Khai!! Kubunuh rekanmu sekali lagi!”
Sedangkan Jack dan Joy tidak mengerti sekalipun apa yang sedang terjadi..
***
Joy melihat bayangan Khai, lalu berusaha memanggilnya. Khai menoleh dan dia berkata dengan datar. “Kalian telah gagal. Kurasa, aku harus mencari rekanku lagi..”
Sebuah cerita fantasi karya Ardha Karim Alfarrees yang mengandung amanat untuk janganlah b...