Pernahkah kalian memikirkan hal ini?
Sadarkah kita akan semua hal yang kita pelajari baik dari sekolah, maupun dari kehidupan saling berhubungan. Matematika dengan Sejarah, Kimia dengan Bahasa, Fisika dengan Psikologi, dan lain sebagainya. Mereka saling berhubungan, saling mempengaruhi. Bahkan, agama pun ikut berperan. Mungkin pada awalnya kita tidak percaya. Tapi, coba renungkan sebentar dengan pertanyaan ini “Mengapa dalam ilmu Kimia, terdapat bahasa-bahasa yang baru kita kenal ketika mempelajarinya?”
Bagaimana? Hanya dari satu pertanyaan, bisa mendatangkan pertanyaan-pertanyaan lain yang makin sulit dijawab. Mari kita kembali ke zaman praaksara. Pada zaman itu, belum ada hal yang menggunakan pendefinisian sebuah nama. Belum ada kata-kata, belum ada kimia-fisika-matematika, berkomunikasi dengan bahasa tubuh. Hanya ada satu hal yang mereka cari tahu, cara untuk bertahan hidup. Semuanya satu, tidak terpisah-pisah.
Setelah ada bahasa, cara agar mendefinisikan menjadi lebih mudah, mulailah semua hal diberi nama, dipisahkan berdasarkan persamaannya. Kemudian muncullah istilah ahli dalam suatu bidang. Para ahli tersebut mempelajari bidangnya lebih dalam, memfokuskan perhatiannya pada topik yang hanya berkaitan dengan bidangnya. Apakah yang terjadi memang begitu? Di zaman dahulu, tak jarang ilmuwan memiliki gelar ahli tidak hanya di satu bidang.
Kata keterkaitan berasal dari kata kait, kaitan yang merupakan kata kerja ber-arti ketergantungan. Menjadi kata keterkaitan yang memiliki makna keadaan (seseorang, badan, dan sebagainya) yang belum dapat mandiri, ketergantungan. Kata semua memiliki sinonim dengan: segala, segenap, seluruh, sekalian. Sedangkan kata hal’ adalah kata kerja, keadaan; peristiwa; kejadian (sesuatu yang terjadi); perkara, urusan, soal; masalah; sebab, tentang, mengenai.
Kita tambah pertanyaan baru lagi, Mengapa ilmuwan sering kali memiliki gelar ahli dalam lebih dari satu bidang? Jawabannya adalah karena semua hal saling berkaitan. Ahli Astronomi biasanya adalah ahli matematika juga. Karena pada dasarnya, mereka sama-sama berhitung. Sedangkan untuk berhitung, dasarnya adalah matematika. Sulit menjadi seorang ilmuwan tanpa menguasai matematika.
Berbeda kisahnya jika dengan ahli sastra. Bank kata dalam pikiran mereka lebih banyak dari orang biasa. Bahasa-bahasa indah atau bahasa sastra, mereka ketahui. Mereka menggambarkan sesuatu menggunakan bahasa tersebut. Bisakah seorang ahli fisika menjadi sastrawan? Tentu, bisa saja mereka menggunakan istilah fisika untuk membuat sebuah puisi. Agak aneh sebenarnya. Namun, tanda bahwa mereka, ahli fisika atau fisikawan menguasai istilah fisika berarti mereka menguasai bahasa fisika, bukti keterkaitan kedua bidang ini.
Masih banyak lagi contoh bukti-bukti keterkaitan semua hal. Di zaman sekarang ini, kita sulit menyadarinya. Hal yang kita pelajari, tidak akan sia-sia, apapun bidangnya, apapun profesi kita sekarang atau kedepannya. Semua hal berkaitan, semua hal penting untuk dipelajari dalam tingkatan dasar. Untuk tingkatan mendalam, bisa kita sesuaikan dengan siapa kita. Jangan merasa hal yang dipelajari tidak ada gunanya karena kita tidak akan atau memiliki profesi yang tidak berhubungan. Apalagi di tingkat sekolah yang mempelajari banyak hal. Belajar akan selalu berguna, apalagi ketika kita percaya semua hal berkaitan.
Sebuah cerita narasi karya Uzdah Malilah Firyal