“Profesi dibungkus cinta, lahirlah mahakarya”.
Suplemen 23 episentrum ini berisi segelintir cerita tentang lintas profesi yang dilakukan dengan sepenuh hati. Hati yang penuh cinta akan mendorong siapapun untuk melakukan yang terbaik dalam bidang pekerjaannya. Apresiasi yang tinggi diberikan pada mereka yang selalu menjunjung kata hati dan menjadi diri sendiri untuk melahirkan sebuah prestasi. Pada mereka yang menikmati pekerjaan sebagai sebuah ibadah, bukan hanya sekadar menukar waktu dengan uang. Pada mereka yang selalu memberikan sentuhan dan warna terbaik dalam setiap karyanya. Profesi hanya sebuah nama.
Apapun namanya ia adalah sebuah jalan untuk seorang manusia menunaikan perannya di dunia. Peran yang hanya sekali, sebelum dunia berhenti. Jadi, biarkan ia selalu dijiwai dengan hati.
Buku ini merupakan suplemen (sesuatu yang ditambahkan untuk melengkapi).
Buku ini ditulis untuk melengkapi cerita novel 23 Episentrum. Suplemen ini ditulis berdasarkan kisah 23 orang yang mencintai apa yang mereka lakukan. Dua puluh tiga anak muda Indonesia yang punya inspirasi besar dalam memilih dan melakukan apa yang dicintainya. Mereka orang biasa yang luar biasa karena melakukan segalanya dengan selalu menghadirkan hati.
Buku ini berisi 23 kisah mengenai anak muda Indonesia yang berjuang memerdekakan suara hati mereka untuk bebas memilih apa yang mereka cintai, agar hidup selalu punya esensi untuk bisa dinikmati dan jiwa yang terus bersyukur untuk bisa diberkahi.
Membaca buku ini memberikan banyak sekali gambaran mengenai kehidupan yang akan dilalui ke depannya. Terdapat 23 kisah perjalanan mata, hari, dan hati yang meyakinkan kita bahwa semua yang berawal dari hati akan melahirkan prestasi. Banyak sekali kisah-kisah inspiratif yang dilampirkan dalam buku suplemen 23 Episentrum ini. Mulai dari perjalanan mata, hari, dan hati.
Kutipan Favorit
Hampir seluruh isi dalam buku ini merupakan bagian favorit saya. Namun, ada beberapa kisah yang sangat menginspirasi saya. Yang pertama datang dari Maherda Ekananda seorang yang memiliki banyak lika-liku dalam hidupnya sampai akhirnya lika-liku itu berakhir bahagia.
Maherda Ekananda merupakan seorang yang meninggalkan bangku kuliahnya di Jurusan Arsitektur, Universitas Petra Surabaya untuk mengejar impian hidupnya, menjadi seorang penerbang. Ia rela menjemput impiannya itu dengan melakukan pekerjaan serabutan hingga menjadi sopir taksi.
Yang kedua datang dari seorang news anchor Mochamad Achir.
Yang membuat saya tertarik dari kisah Mochamad Achir ini adalah karena pendidikan beliau. Mochammad Achir mengenyam pendidikan di dua universitas. Beliau adalah lulusan Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran (1997-2003) dan jurusan matematika ITB (1999-2005).
Tahun 1997 beliau lulus UMPTN di Hubungan Internasional, UNPAD. Tetapi, intimidasi lingkungan sekitarnya begitu kuat mengatakan bahwa masa depan cerah adalah menjadi milik seorang sarjana teknis. Tak puas dengan apa yang didapatkan di kampus dan penasaran akan kemampuannya, Achir terus menantang dirinya untuk mendulang kesempatan sampai akhirnya tahun 1999, di kesempatan terakhirnya ia lolos jurusan matematika ITB. Achir pun menjalani kehidupan sebagai seorang mahasiswa dengan menempuh jarak Jatinangor-Bandung-Cimahi.
Kisah dari Mochamad Achir dan Maherda Ekananda hanyalah dua kisah yang tertuang di dalam buku ini masih ada banyak kisah inspiratif yang tertuang dan tidak tertuang dalam buku ini mengenai perjalanan seseorang menuju impiannya. Melakukan pekerjaan sesuai dengan panggilan hati mereka.
Salah satu kutipan yang saya sangat suka dari salah satu orang yang kisahnya tertuang di dalam buku ini adalah, “Tidak ada bisa atau tidak bisa, yang ada hanya mau dan tidak mau.” - Firman Budi Kurniawan, seorang lulusan Teknik Geofisika ITB yang memilih mengikuti panggilan jiwanya untuk mendedikasikan masa emasnya untuk mengajar di daerah terpencil melalui program Indonesia mengajar. Hatinya tergetar saat mendengar slogannya, "Setahun mengajar, menginspirasi seumur hidup”.
23 cerita usai
Cerita perjalanan mata, hari, dan hati mereka menggunakan bahan bakar yang sama, cinta.
Buku ini memberikan sedikit gambaran mengenai kehidupan yang akan kita lalui ke depannya. Akan selalu ada ujian di setiap perjalanan. Tapi kita harus selalu ingat bahwa tidak ada bisa atau tidak bisa yang ada hanya mau dan tidak mau, semua yang berawal dari hati akan melahirkan prestasi. Perjuangan perjalanan kita menuju impian kita masih panjang, akan banyak lika-liku di dalamnya. Tapi bukan berarti kita tidak bisa menggapainya, jika kita mau kita bisa.
Semangat selalu untuk kita. Ingat! “Profesi dibungkus cinta, lahirlah mahakarya”.