Hanya ini yang ia tinggalkan
Tidak seperti tulisan yang dihapus lalu hilang. Tidak seperti sakit lalu sembuh. Tidak seperti luka yang disembuhkan waktu. Waktu. Waktu yang menciptakan ini semua. Harusnya waktu yang menyembuhkan, bukan malah lebih menyakitkan.
Itulah suatu hal yang sangat berarti bagiku. Hanya itu satu-satunya yang ditinggalkan “dia” untukku. Itulah yang biasa aku dengan sebutan “kenangan”. Kenangan terasa seperti membalikkan lembaran lembaran yang telah selesai ditulis. Aku tidak tahu kenapa “dia” meninggalkanku sesuatu hal yang menyakitkan.
Kata kata tidak akan mampu mewakili rasa
Aku tahu pasti ada waktunya untuk saling melambaikan tangan dan mengucapkan “bye”. Yang membuatku lebih menyakitkan adalah kenangan itu terus hinggap menggerogoti pikiranku. Andai saat ini kami berada di dalam “kenangan” tersebut.