Seberapa tahu kalian tentang tanaman talas...??
Di era modern saat ini, populasi manusia di dunia khususnya di Indonesia terus meningkat dengan pesat. Dalam 10 tahun terakhir, jumlah populasi di Indonesia meningkat lebih dari 30 juta jiwa. Lantas, apa dampak hal ini terhadap ekonomi dalam negeri? Tentu besar sekali.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi masyarakat dan pemerintah saat ini adalah jumlah ketersediaan beras sebagai bahan pangan utama. Dengan meningkatnya populasi secara signifikan tadi, maka tentu produksi beras tersebut harus ditingkatkan pula.
Apakah melaksanakan hal tersebut semudah yang dikatakan? Tentu saja tidak. Dibutuhkan banyak sumber daya, tenaga, dan waktu untuk melakukannya. Lantas apa solusi efektif dan efisien yang saat ini ada di kepala orang? Cukup banyak. Di antaranya adalah mencari sumber bahan pangan lain sebagai pengganti beras atau nasi. Umumnya, setiap wilayah memiliki jenis tanaman yang dapat diandalkan untuk menjadi alternatif beras. Misalnya wilayah timur Indonesia yang mayoritas mengonsumsi sagu sebagai pengganti beras.
Salah satu tanaman yang sudah digunakan dan diolah oleh masyarakat luas adalah talas.
Sama halnya dengan tumbuhan lain, talas juga memiliki banyak manfaat dan khasiat yang membuatnya layak dijadikan sebagai alternatif beras. Bersamaan dengan perannya sebagai makanan pengganti nasi, talas juga bisa berguna sebagai bahan obat-obatan yang bisa menyembuhkan sejumlah jenis penyakit. Talas memiliki kandungan karbohidrat kompleks. Tanaman ini juga mengandung antioksidan, vitamin A, B, C, tembaga, serta zat besi.
Beberapa bagian yang bisa dimanfaatkan dari tanaman talas adalah umbinya. Di Jawa dan tempat-tempat di sekitarnya, umbi talas seringkali dikukus dan digoreng untuk dinikmati sebagai camilan. Tidak hanya umbi, daun, dan bagian tangkai daun talas juga dapat dimanfaatkan menjadi sayuran. Contohnya adalah sayur lompong dari Jawa Barat yang memanfaatkan daun talas muda sebagai bahan pembuatannya.
Secara umum, diketahui ada 4 macam jenis talas, yaitu : talas pandan, ketan, beneng, dan lahun anak. Versi lain mengatakan jenis talas dibedakan sesuai nama tempat di mana tanaman itu tumbuh, antara lain ada talas bogor, belitung, dan padang yang masing-masing memiliki ciri-ciri dan manfaat tersendiri. Misalnya talas pandan yang cirinya berwarna sedikit keunguan dan pangkal pelepahnya berwarna merah. Ada pula talas ketan yang memiliki warna hijau muda. Semuanya dapat diolah sesuai dengan kebutuhan masing-masing agar dapat dijadikan sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras.
Berbicara tentang potensi talas menjadi alternatif pengganti nasi, tentu kita harus mengetahui dan memastikan kualitas dan kuantitasnya terjamin. Salah satu hal paling utama yang mesti diperhatikan adalah pemantauan kawasan dengan kondisi alam yang cocok dan sesuai untuk penanaman pohon talas. Diketahui, tanaman ini bisa tumbuh di wilayah tropis maupun subtropis. Suhu optimumnya adalah 21-27 derajat Celisus. Untuk para pemula yang baru mulai melakukan budidaya tanaman ini, sebaiknya belajar terlebih dahulu kepada yang lebih berpengalaman agar dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang dunia pembudidayaan tanaman.
Kesimpulannya, apakah talas dapat dijadikan sebagai pengganti beras? Tentu saja bisa. Sepanjang masyarakat pandai melihat peluang dan memanfaatkan hal tersebut, besar sekali peluang tanaman ini untuk bisa dijadikan sebagai alternatif beras.