Tradisi Saparan di Boyolali
Pada bulan Sapar di Boyolali mengadakan Tradisi Saparan. Saparan yang berasal dari kata Sapar (Safar), sehingga acara ini diadakan setiap bulan Safar. Upacara Adat Saparan merupakan tradisi budaya jawa yang dilakukan sebagai wujud rasa syukur dengan tujuan agar diberikan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat.
Di acara ini, ada pembagian gunungan apem setinggi 2,5 meter yang selalu habis diserbu warga. Ada sekitar 30 ribu apem yang dibagikan dalam acara ini yang diawali dengan arak- arakan dengan gunungan apem dan biasanya dihadiri masyarakat dari berbagai daerah. Kemudian dilanjutkan dengan doa bersama dan dibagikan kepada masyarakat.
Tradisi ini telah berumur ratusan tahun, pada masa pemerintahan Paku Buwono II di Keraton Surakarta. Awal mula tradisi ini, konon dimulai karena terjadi wabah hama keong mas yang menyerang tanaman warga. Sang raja lalu memerintahkan agar keong emas itu dimasak dengan cara dikukus dan dibalut janur (daun kelapa muda). Setelah wabah hilang, sebagai rasa syukur warga membuat apem kukus keong mas untuk dibagi-bagikan kepada masyarakat luas. Tradisi itu akhirnya berlanjut sampai sekarang.
Sebuah cerita fantasi karya Suheyakhansa Ipak Isnaini