Baca artikel ini agar tidak keliru
Apakah ada yang namanya bid’ah hasanah?
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang jiwa kita ada ditangan-Nya. Setiap bid’ah merupakan perbuatan tercela. Anehnya, banyak orang yang meragukan bahwa bid’ah adalah sebuah hal yang sangat tercela, ada pula orang yang mengatakan adanya bid’ah yang hasanah (baik). Untuk meluruskan sedikit, marilah baca artikel saya secara lengkap.
Dalil dari As-Sunnah
Diriwayatkan oleh Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Jika Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berkhutbah, matanya memerah, suaranya begitu keras, dan kelihatan begitu marah, seolah-olah beliau adalah seorang panglima yang meneriaki pasukan ‘Hati-hati dengan serangan musuh di waktu pagi dan waktu sore’. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Jarak antara pengutusanku dan hari kiamat adalah bagaikan dua jari ini.'”
Lalu beliau bersabda
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan (bid’ah) dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Muslim no. 867)
Dalam Riwayat An Nasa’i dikatakan,
“Setiap kesesatan tempatnya di neraka.”(Hr. An Nasa’i no. 1578 Hadits ini dikatakan shahi oleh Syaikh Al-Albani yang terkenal ketat dalam mengkaitkan sanad hadits)
Dalil dari Omongan Para Tabi'ut
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu beliau berkata,
“Setiap tahun ada saja orang yang membuat bid’ah dan mematikan sunnah, sehingga yang hidup adalah bid’ah dan sunnah pun mati.” (Diriwayatkan oleh Ath Thobroniy dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 10610. Al Haytsamiy mengatakan dalam Majma’ Zawa’id bahwa para perowinya tsiqoh/terpercaya).
Dan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Ikutilah (petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen), janganlah membuat bid’ah. Karena (sunnah) itu sudah cukup bagi kalian. Semua bid’ah adalah sesat.” (Diriwayatkan oleh Ath Thobroniy dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 8770. Al Haytsamiy mengatakan dalam Majma’ Zawa’id bahwa para perowinya adalah perawi yang dipakai dalam kitab shohih)
Kembali ke poin utama apakah bid’ah hasanah benar-benar ada?
Inilah letak kebingungan yang sering didengung-dengungkan oleh sebagian orang bahwa tidak semua bid’ah itu sesat namun ada sebagian terpuji yaitu bid’ah hasanah.
Memang saya akui ada sebagian ulama ada yang mengartikan bid’ah (secara istilah) dengan mengatakan bahwa bid’ah itu ada yang tercela dan ada yang terpuji karena bid’ah menurut beliau-beliau adalah segala sesuatu yang tidak ada di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalam banyak kitab salah satunya “Fathul Bari” dikatakan oleh Imam Asy Syafi’i dari Harmalah bin Yahya. Beliau rahimahullah berkata,
الْبِدْعَة بِدْعَتَانِ : مَحْمُودَة وَمَذْمُومَة
“Bid’ah itu ada dua macam yaitu bid’ah yang terpuji dan bid’ah yang tercela.” (Lihat Hilyatul Awliya’, 9/113, Darul Kitab Al ‘Arobiy Beirut-Asy Syamilah dan lihat Fathul Bari, 20/330, Asy Syamilah)
Beliau rahimahullah berdalil dengan perkataan Umar bin Al Khattab tatkala mengumpulkan orang-orang untuk melaksanakan shalat Tarawih. Umar berkata,
نِعْمَ الْبِدْعَةُ هَذِهِ
“Sebaik-baik bid’ah adalah ini.” (HR. Bukhari no. 2010)
Pembagian bid’ah seperti ini membuat sebagian orang salah paham dan terbelokkan. Akhirnya sebagian orang mengatakan bahwa ada bid’ah yang baik (bid’ah hasanah) dan ada yang tercela (bid’ah madzmumah). Padahal kalau kita melihat kembali dalil-dalil yang telah disebutkan di atas baik dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun perkataan sahabat, semua riwayat yang ada menunjukkan bahwa bid’ah itu tercela dan sesat. Oleh karena itu, perlu sekali pembaca sekalian mengetahui sedikit kerancuan ini dan jawabannya agar dapat mengetahui hakikat bid’ah yang sebenarnya.
Mau berdiskusi dengan saya atau tidak setuju dengan pendapat saya? Silakan kirimkan email ke saya.
Terima kasih semoga kita semua ada dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala
.
Wabillahi Taufik Wal Hidayah
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh