Bagian 1
Embun yang suci kembali membasahi bumi untuk yang kesekian kalinya di pagi hari, untuk kembali menyadarkan para hamba Tuhan agar selalu bersyukur kepada-Nya, karena Ia masih memberi kesempatan untuk para hamba-Nya agar kembali menebar kebaikan di muka bumi yang luas ini.
***
Suara jam weker tua itu membangunkanku dari tidurku yang lelap. Aku diberitahu oleh ibuku bahwa jam weker itu dibeli ketika aku masih berumur 2 tahun. Jam itupun dirawat dan dijaga dengan sangat baik, dan aku menganggapnya lebih dari sekadar jam weker yang membangunkanku di pagi hari. Namun, bagiku ia adalah adik kecil.
Jam menunjukkan pukul 4 pagi, waktunya untuk salat Subuh. Salat subuh kali ini aku kerjakan di masjid yang berada agak jauh dari rumah, biasanya hanya di musala di dekat rumahku. Namun kali ini di masjid. Begitu damainya suasana pagi itu sehingga membuatku hampir melupakan sesuatu yang begitu penting bagiku, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa depaku nanti.
Mobil melaju membelah hembusan angin muson timur yang panas. Aku diberitahu oleh guru IPA-ku di SD. Bahwa angin muson timur adalah angin yang menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau, angin ini melewati celah-celah sempit dan juga berbagai gurun yang ada di Australia, oleh karenanya angin ini membawa hawa panas.
Debu yang ada di jalan beterbangan ketika mobil ini mengerem, menutupi jendela, pertanda tujuan dari perjalananku hari ini sudah berada di depan mata. (Bersambung).
.
.
.
Gak usah ditunggu, masih lama!!