Kita pasti bertanya-tanya, apakah vampir nyata? Ya, ada. Oke, daripada penasaran, akan saya bahas di sini.
Vampir nyata yang saya maksud adalah, Xeroderma Pigmentosum (XP), kenapa disebut vampir? Karena yang biasanya manusia membutuhkan vitamin D dari sinar matahari, orang yang mengidap ini sangat sensitif dengan sinar UV, mereka benar-benar harus terlindung dari sinar matahari, atau jika tidak akan mengalami sunburn ekstrem dan kerusakan kulit parah.
Mengapa bisa terjadi Xeroderma Pigmentosum (XP)? Karena kondisi ini disebabkan oleh mutasi enzim langka yang menyebabkan kulit tidak bisa memulihkan dirinya sendiri begitu rusak akibat terpapar radiasi sinar UV. Gejala biasanya pertama kali muncul pada anak usia dini, ditandai dengan kulit melepuh terbakar parah setelah hanya beberapa menit terkena paparan. Mata juga menjadi merah, kabur, dan teriritasi dari paparan UV.
Orang-orang pengidap XP berisiko sangat tinggi untuk terkena kanker kulit. Hampir setengah dari semua anak yang memiliki XP akan terserang kanker kulit jenis tertentu pada usia 10 tahun. Diperkirakan bahwa hanya satu dari 250.000 orang di Eropa dan Amerika Serikat yang memiliki XP. Meskipun ada beberapa perawatan yang tersedia, pencegahan terbaik dari kerusakan kulit parah hanyalah tinggal di kegelapan dan menjauhi diri dari sinar matahari, seperti vampir.
Ada sebuah kisah dari seorang wanita berusia 22 tahun yang mengidap XP. Wanita ini bernama Lizzie, Ia mengidap XP sejak umur 12 tahun. Awalnya Lizzie sedang bermain, kemudian tiba-tiba kulitnya seperti terbakar, lantas orang tuanya langsung membawanya ke dokter.
Dari hasil pemeriksaan, Lizzie mengidap kelainan genetik bernama Xeroderma Pigmentosum. Oleh karena itu, ia selalu pergi menggunakan topi dan pelindung agar tidak terpapar sinar matahari secara langsung. Jika tanpa pelindung, Lizzie harus melakukan operasi selama 43 kali.
Pengalaman tersebut tidak menyenangkan bagi Lizzie kareena ia sering menjadi pusat perhatian orang banyak. Beberapa orang mencemooh dirinya melalui perkataan:
'Apakah kamu seorang peternak lebah?’ atau ‘mengapa kamu harus memakai semua itu?’, ucap Lizzie. Menurut Lizzie sendiri, ia merasa bahagia ketika malam karena hanya saat itu dia bisa seperti orang normal pada umumnya.
Pelajaran yang dapat diambil dari Lizzie adalah jangan lupa bersyukur. Setiap orang memiliki keadaan orang berbeda-beda dan dengan porsi yang berbeda. Kita tidak boleh mengeluh hanya karena kita berbeda, dan kita tidak boleh mengeluhkan perbedaan yang dimiliki orang lain.
Have a Nice Day...!
Sebuah cerita fantasi karya Ahmad Weli bertema persahabatan yang mengajarkan kita untuk ti...