Tradisi Potong Rambut Gimbal merupakan tradisi yang berasal dari Wonosobo.
Ruwatan rambut gimbal adalah upacara pemotongan rambut pada anak-anak berambut gimbal yang dilakukan oleh masyarakat di daerah Dataran Tinggi Dieng , Jawa Tengah. Ritual ini berguna untuk membuang kesialan (sesuker). Mereka juga percaya bahwa rambut gimbal hanya boleh dipotong bila anak yang bersangkutan sudah menghendaki/memintanya dan harus dilakukan melalui ritual ruwat atau ruwatan yang dipimpin tetua adat setempat. Ritual ini juga dilakukan setelah orangtua menuruti apapun permintaan anaknya, konon katanya jika orangtua tidak menuruti permintaan anaknya, si anak akan sakit-sakitan dan rambut gimbal (gembel) akan tetap tumbuh.
Sebelum upacara pemotongan rambut, akan dilakukan ritual doa di beberapa tempat agar upacara dapat berjalan lancar. Tempat-tempat tersebut adalah Candi Dwarawati, komplek Candi Arjuna, Sendang Maerokoco, Candi Gatot Kaca, Telaga Balai Kambang, Candi Bima, Kawah Sikidang, komplek Pertapaan Mandalasari (gua di Telaga Warna), Kali Pepek, dan tempat pemakaman Dieng. Malam harinya akan dilanjutkan upacara Jamasan Pusaka, yaitu pencucian pusaka yang dibawa saat kirab anak-anak rambut gimbal untuk dicukur. Keesokan harinya baru dilakukan kirab menuju tempat pencukuran. Perjalanan dimulai dari rumah sesepuh pemangku adat dan berhenti di dekat Sendang Maerokoco atau Sendang Sedayu. Selama berkeliling desa anak-anak rambut gimbal ini dikawal para sesepuh, para tokoh masyarakat.