corry aflah shinta 1 year ago
cymophile #bahasa

Kenali Singkong Sebagai Umbi Pengganti Nasi

Singkong sebagai pengganti nasi.

Pendahuluan

Dilansir dari wikipedia.com, ubi kayu, atau disebut juga dengan singkong, kaspe, ketela pohon, ubi sampa, atau ubi prancis (Manihot esculenta), adalah perdu tropis dan subtropis tahunan dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya dikonsumsi sebagai sayuran. Singkong memang mudah dicari, pada umumnya singkong dapat ditemukan di pasar tradisional. Lima besar provinsi penghasil singkong di Indonesia, yaitu Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan D.I. Yogyakarta. Dari data Ditjen Tanaman Pangan, luas areal penanaman singkong tahun 2019 sebesar 628.305 ha dan memproduksi sebanyak 16,35 juta ton. Karena faktor tersebutlah banyak juga orang-orang yang memanfaatkan singkong dengannya untuk kreativitas mereka, misalnya dengan diolah menjadi berbagai jenis makanan. 

Argumentasi

Pohon singkong ini cukup mudah untuk ditanam, cara menanam singkong yang benar diawali dengan meruncingkan batang bagian bawah. Kemudian tanam pada bedengan atau media tanam dengan kedalaman 5-10 cm. Tancapkan sampai bibit berdiri dengan kokoh. Beberapa hari kemudian, bibit akan menumbuhkan daun kecil yang menjadi pertanda bahwa pertumbuhan sedang dimulai. Biasanya, panjang batang pohon singkong ini bisa mencapai hingga 7 meter dengan cabang yang sedikit jarang atau renggang. Akar pohon ini berbentuk juga memiliki akar tunggang dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi umbi akar yang dinamakan singkong dan dapat dimakan. Rata-rata ukuran umbi berdiameter 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari kultivar setiap bibit.

Perlu diketahui, singkong memiliki banyak manfaat. Di antaranya dapat ketika kita mengonsumsi singkong adalah mulai dari meningkatkan kekebalan tubuh hingga mengatasi cacingan, juga bisa membantu untuk bantu menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar kolesterol, menurunkan risiko obesitas, dan menurunkan risiko penyakit jantung. Manfaat-manfaat itu disebabkan karena singkong merupakan kelompok umbi-umbian yang mengandung karbohidrat, serat, protein, lemak, dan vitamin C. Cara pengolahannya pun tidak susah. Karena singkong yang mengandung karbohidrat, sehingga mudah bagi kita untuk mengkreasikannya menjadi berbagai ke berbagai jenis makanan, terutama sebagai untuk pengganti nasi. Banyak juga makanan tradisional yang berasal dari singkong. Dan biasanya pada Orang zaman dahulu biasa menjadikannya sebagai makanan pokok atau pengganti nasi, seperti singkong yang hanya dikukus saja, sawut singkong, tiwul, nasi oyek, dan masih banyak lainnya.

Nasi oyek sebenarnya adalah singkong yang dibentuk seperti butiran nasi. Pada zaman penjajahan dulu, hampir semua masyarakat Indonesia kekurangan bahan makanan. Saat itu, hanya orang-orang kaya yang bisa membeli beras atau nasi putih. Sedangkan orang-orang dari golongan rendah tidak mampu membeli beras. Oleh karenanya, banyak yang memilih untuk memakan nasi oyek sebagai pengganti nasi karena lebih murah. Oyek adalah makanan yang terbuat dari singkong yang diproses melalui pendidihan dan pengadukan. Singkong diparut dan dicuci hingga bersih, kemudian direndam dalam air beberapa saat agar lunak. Setelah itu, singkong diaduk- aduk hingga mengental dan matang. Biasanya oyek disajikan dengan bumbu yang terbuat dari kelapa parut, bawang merah, cabai, dan bumbu-bumbu lainnya. Sedangkan tiwul adalah makanan yang terbuat dari singkong yang diurai dan dikeringkan. Singkong yang sudah dipilih dan dibuang bagian tertentu, diurai menggunakan mesin khusus hingga menjadi inti singkong. Setelah itu, inti singkong tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering. Selanjutnya, tiwul dapat diolah menjadi berbagai macam makanan, seperti bubur tiwul, tiwul goreng, atau tiwul ayam.

Tidak hanya singkong yang memiliki banyak manfaat, daun singkong pun bisa kita manfaatkan. Daun singkong mengandung zat astringent dan senyawa antimikroba yang membantu mengurangi kelebihan cairan dalam usus dan melawan infeksi yang menyebabkan diare. kandungan zat besi dalam daun singkong membantu produksi sel darah merah dan mencegah anemia pada ibu hamil. Daun singkong cocok dimasak menjadi sayur santan atau gulai, dengan bumbu rempah-rempah. Merebus daun singkong ini pada dasarnya jadi teknik dasar dari proses pengolahannya. Jadi, sebelum siap dimasak dengan bumbu gulai, tumis, atau bobor, daun singkong harus direbus terlebih dahulu supaya teksturnya lebih empuk. Dengan begitu, daun singkong akan lebih mudah diolah dan cepat matang nantinya. Masakan ini juga cocok sebagai santapan untuk keluarga.

Umbi singkong dapat dimakan mentah. Meskipun begitu, umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia. Kandungan utamanya adalah pati dengan sedikit glukosa sehingga rasanya sedikit manis. Pada keadaan tertentu, terutama bila teroksidasi, akan terbentuk glukosida racun yang selanjutnya membentuk asam sianida (HCN). Sianida ini akan memberikan rasa pahit. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Proses pemasakan dapat secara efektif menurunkan kadar racun. 

Kesimpulan

Jadi, ubi kayu atau singkong ini tentu bisa untuk dijadikan sebagai pengganti nasi. Dengan banyaknya daerah penghasil singkong di Indonesia, juga berbagai jenis makanan yang bisa diolah dengan berbahan dasar singkong.

24
399
Api di Dalam Laut

Api di Dalam Laut

1692749144.jpg
ᴍ. ʀᴀғʟɪ
1 year ago
Buto Pethakilan

Buto Pethakilan

https://lh3.googleusercontent.com/a/AGNmyxY_-GwmwmulI3_C36t7KFnOYdKYOkWt-qZQnObB=s96-c
Nagita Puspa
9 months ago
Pro-Kontra 'Program Naturalisasi'

Pro-Kontra 'Program Naturalisasi'

https://lh3.googleusercontent.com/a/AEdFTp5cJpdCIp1sCfDRB_QA1EnReZg4M2sOkUWZjVha=s96-c
M. Rifkyy
1 month ago
Living on the Edge: How Cells Survive in Extreme Environments through Osmosis and ActiveTransport

Living on the Edge: How Cells Survive in Extreme Environments through...

1725950148.jpeg
Chel
1 month ago
Mikul Dhuwur Mendhem Jero

Mikul Dhuwur Mendhem Jero

https://lh3.googleusercontent.com/a/AGNmyxbI7dhMgZukXFeCcMSlsx8NvH0dBTFEnkHAFv0SUA=s96-c
corry aflah shinta
8 months ago