disaa 2 weeks ago

Dia yang Hampir Pergi

Jika dia benar-benar pergi, bagaimana?

Aku menatap gedung sekolah yang menjulang tinggi di hadapanku. Ini adalah pertama kalinya aku bersekolah di kota ini, jauh dari rumah, jauh dari keluarga. 

“Semangat ya, Nak. Belajar yang rajin, jangan tinggalin shalat, jaga kesehatan selalu, jadi anak yang sholehah, ya,” pesan Ibu dan Ayahku dengan suara yang lembut.

“Iya, Yah, Buk..” jawabku

Ayah mengusap kepalaku dengan penuh kasih sayang. “Ayah sama Ibu pulang dulu, ya. Dezhe baik-baik di sini, Ayah sama Ibu sayang Dezhe ...”

“Iyaa.. Dezhe juga sayang Ayah sama Ibu.”

Ayah dan Ibuku memelukku erat sebelum akhirnya mereka pulang. Sekarang, hanya koper besar yang menemaniku. Aku menghela napas, berusaha menenangkan diri.

***

Aku langsung menuju ke asrama dan menaiki lift. Saat sampai di kamarku, aku disambut seorang gadis yang langsung menyapaku dengan semangat.  

“Eh, Dezhe ... Lu baru datang?” tanya Khamila dengan nada heboh.

Aku menatapnya sedikit malas. “Lah iya lu kaga liat apa? Iyaa.. lu datang jam berapa tadi?” tanyaku balik.

“Ini gue baru banget datang,” jawab Khamila.

Belum sempat menaruh koperku, Khamila mendekat dengan mata yang berbinar. “Eh, Zhe, lu tau gak sih..?”

“Et-et- et,… Baru juga datang, ntar dulu, napa?” Aku mengangkat tangan, memberi isyarat agar dia diam sebentar.

“Serius ini gue punya hot news, ter-HOT”

“Iya, elah… nanti saja. Gue pusing, mau tidur ...”

“Ya sudah, nanti ae gue bilangin waktu ke bawah.”

“He-em.”

Aku merebahkan diri di kasur dan akhirnya tertidur pulas, karena kepalaku sedikit pusing setelah perjalanan tadi. 

***

Saat aku bangun dari tidur, ternyata lengkap sudah member kamarku ini. Ada Salwa, Mira, Ayu, Kia, dan Aulia. Jadi, total member kamarku ini ada 7 orang.. Dan semuanya adalah teman sekelasku.

“EH, NDORO RATU, SUDAH BANGUN!” teriak teman-temanku.

HEH! MENENG O, MUMET AKU IKI LHO ...” balasku.

Eh Zhe, iku tenan a opo sek mbok diomong Khamila?” tanya Mira.

“Ha? Opo eg?” tanyaku balik, masih setengah sadar.

“Iku lhoo...” 

Belum sempat Mira melanjutkan, Khamila langsung menyela.Eh, hush, hush.. Diem lu, nanti ae gue bilangin di bawah. Orang baru bangun tidur juga lu Mir, kasihan, nanti SHOCK.” 

Tawa langsung pecah di kamar kami. Suasananya menjadi ramai.

***

Jam menunjukkan pukul 17:00. Kami turun untuk makan malam.

“Hari ini makan apa, gusy?” tanya Kia dengan semangat.

“Wuihh, bakso Malang, nich.” jawab Ayu bersemangat.

Teman-temanku mengantre untuk mengambil makan, sedangkan aku memilih duduk di meja kami makan sambil membaca novel.

“Lu ga makan, Zhe?” tanya Salwa.

“Ngga, kenyang.” jawabku singkat.

“Kenyang makan apa lu? Makan harapan? Eh..” Khamila bercanda.

Kami tertawa bersama. Mereka menikmati makan malam mereka, sementara aku juga menikmati novel yang sedang kubaca.

“Eh katanya si Zidan tu mau pindah sekolah yaa..?” Khamila membuka topik pembicaraan.

“HAHHH?????!!!!!” aku SHOCK mendengar ucapan Khamila tadi, aku refleks menutup novelku.

Zidan. Nama yang sudah terlalu akrab di hatiku. Seseorang dengan paras manis yang seolah memancarkan cahaya ketenangan. Senyumnya selalu terasa menyejukkan, tatapan matanya teduh. Dia bukan sekadar pintar, tapi juga bijaksana. Setiap kata yang keluar dari mulutnya terasa berarti, lembut, namun tetap tegas. Sikapnya yang sopan dan tutur katanya yang santun mencerminkan akhlak yang baik dan hati yang bersih.

Dia bukan sekadar sosok yang lewat dalam pandanganku. Dia adalah kehangatan yang tanpa kusadari mulai menetap di hatiku. Setiap melihatnya, hatiku selalu berdebar. Mungkin, begitulah cara hati mengenali sesuatu yang berharga.

Shock amat perasaan ...” Salwa menatapku.

“Ya, iyalah.. Gimana ga shock, ya, Zhe, ya..?” timpal Mira, nyengir.

“SERIUSSSSSSSSSS???????? Lu kata siapa, Mil?” tanyaku penasaran.

“Eh, gue ga tau juga sii… Ini kata si *****, lu tau sendiri lah orangnya suka bercanda.”

“Apalah… kalau ternyata beneran PINDAH??!!”

“Ga tau… Mending lu tanya langsung ke orangnya, dah..”

Aelah lu..”

“Ubur-ubur ikan lele, nek tenanan pindah, yo wis lah, seh ono liyane lee” ujar Mira, ngeceee.

“Ubur-ubur ikan lele, mbok kiro gampang lee” aku mendelik ke arahnya.

“Udah-udah.. Mending gue kasih tau hot news tadi” Khamila tiba-tiba menyela

“Apaan emang..?” tanyaku, sedikit mengalihkan perhatianku tentang Zidan.

“Jadi tu yaaaa…”

























Bersambung..

14
82
Patung Kuda Arjuna Wijaya Monas

Patung Kuda Arjuna Wijaya Monas

1739794664.png
ALDEBARAN HAYKAL TROVALDI
1 month ago
Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

https://lh3.googleusercontent.com/a/AAcHTteBAg6aBnhc1BBh2GMucu1Bdh1xtEXnTyQO1JizCz0f=s96-c
Abeladyaa
1 year ago

Resensi Batu Pemberat

tugas Bahasa Indonesia

https://lh3.googleusercontent.com/a/AGNmyxYKZ-s4XsIaC9Al3R5ep1uEBVAvHMkuM9MhZQxr=s96-c
Afra Septi Kania
1 year ago
Debris Crushers

Debris Crushers

1739971926.png
RAILNATION
1 year ago
Saprofit

Saprofit

1725636421.jpeg
ヒンメル
1 year ago