Indonesia menjadi salah satu negara konsumen bahan pangan pokok, terutama beras yang memiliki kedudukan penting bagi masyarakatnya. Hal ini menjadikan olahan beras, yakni nasi, sebagai bahan pangan pokok masyarakat yang dikonsumsi hingga saat ini. Di antara jenis nasi, nasi putih sering menjadi pilihan sebagai pendamping lauk atau sayuran. Bahkan banyak yang berpendapat bahwa: "Belum makan nasi, belum makan namanya". Namun, penting untuk diingat bahwa konsumsi yang berlebihan juga dapat menimbulkan masalah kesehatan. Pada 2021 lalu, Indonesia merupakan negara dengan tingkat konsumsi beras paling tinggi di dunia, mencapai angka konsumsi 97.6 kg per kapita. Dapat dicermati bahwa konsumsi nasi penduduk Indonesia cenderung tinggi.
Jika dirinci lebih lanjut, kontroversi beras juga berkelanjutan, terutama setelah harganya yang terus "melangit", yang mengakibatkan negara kita terancam kekurangan beras sebagai bahan pangan. Data dari Pusat Badan Statistik (BPS) menunjukkan tingginya harga beras di pasaran mengakibatkan terjadinya inflasi yang berada di angka 13,76% pada Agustus 2023. Masyarakat akhirnya harus berburu sumber pangan yang lebih terjangkau.
Merespons hal tersebut, kita dapat mengetahui dan memilah manakah bahan pangan lebih terjangkau yang dapat kita gunakan sebagai sumber makanan pokok sehari-hari. Tak hanya itu, kita juga mendapat kesempatan untuk mencari tahu lebih dalam manakah sumber pangan yang tak kalah bergizi dibandingkan olahan beras, yakni nasi.
Bahkan, ahli gizi Universitas Airlangga (UNAIR), Lailatul Muniroh, SKM, M.Kes., menyebut hal yang sama. Masih banyak bahan pangan lokal yang dapat dijadikan alternatif pangan pokok untuk memenuhi kebutuhan gizi ketika harga beras sedang naik. Seperti singkong, ubi jalar, kentang, dan beras merah. Menurutnya, alternatif tersebut mengandung karbohidrat kompleks yang memiliki ketahanan sumber energi yang lebih lama dan menjadi sumber serat yang baik untuk pencernaan (Fitriyah, 2024).
Salah satu bahan pangan lokal yang dapat menjadi alternatif dan memiliki keunggulan yang lebih baik daripada nasi adalah kentang. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae, atau suku terong-terongan. Tanaman ini memiliki umbi batang dan merupakan tanaman herba, yaitu tanaman pendek tidak berkayu dan menyukai iklim sejuk (Wikipedia, 2005).
Di daerah tropis seperti di negara kita, kentang dapat ditanam dan tumbuh di dataran tinggi. Potensi produksinya pun cukup besar, menurut BPS pada 2022 Indonesia menghasilkan 1.503.998 ton kentang. Kira-kira ada lima provinsi penghasil kentang terbanyak di Indonesia, yakni Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Jambi.
Melihat kandungannya, kentang merupakan sumber pangan yang baik karena mengandung kalium, karbohidrat, serat, protein, asam folat, dan vitamin B6. Karena kandungannya ini, kentang dipercaya dapat menyehatkan saluran pencernaan dan menjaga berat badan agar tetap ideal. Menurut Alodokter, kentang mengandung zat pati resistan yang dapat berperan sebagai prebiotik, yaitu makanan untuk bakteri baik atau probiotik di dalam usus. Dengan mengonsumsi bahan pangan tersebut, keseimbangan bakteri baik dalam usus akan terjaga dan fungsi pencernaan dapat meningkat.
Dalam sumber lain, yakni Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian Sarwo Edhy melihat potensi kentang di Nusantara yang cukup besar. "Nilai gizi kentang tidaklah kalah dengan nasi, bahkan sumber karbohidrat, tiap 100 gram kentang mengandung 632 kalori". Ujarnya saat Webinar Kenyang dan Sehat Makan Kentang yang diselenggarakan oleh Tabloid Sinar Tani pada Rabu, 22 September 2021.
Negara kita adalah negara dengan potensi produksi pangan yang melimpah. Maka dari itu, dengan bijak kita harus bisa memilah, memilih, dan memanfaatkan potensi yang ada. Demikian pula dengan memperhatikan kandungan dan kadar konsumsi pangan yang tepat agar tak berdampak buruk pada kesehatan kita. Adapun, di situasi perekonomian beras yang belum pasti seperti saat ini, kita dapat memilih kentang sebagai alternatif pangan sehari-hari yang tentunya lebih bergizi.
Daftar Pustaka:
Arifati, Wilda. 2023. "5 Provinsi Penghasil Kentang Terbesar di Indonesia, Pulau Jawa Terbanyak!". Solopos News, 18 Juli 2023. Diakses pada Agustus 6, 2024. <https://news.solopos.com/5-provinsi-penghasil-kentang-terbesar-di-indonesia-pulau-jawa-terbanyak-1688070>.
Dr. Agustin, Sienny. 2023. "7 Manfaat Kentang dan Cara Tepat Mengolahnya". Alodokter, 11 Desember 2023. Diakses pada Agustus 6, 2024. <https://www.alodokter.com/7-manfaat-kentang-dan-cara-tepat-mengolahnya>.
Dr. Rizal Makarim, Fadhiil. 2023. "Kenali 9 Manfaat dan Efek Samping Konsumsi Nasi Putih". Halodoc, 30 November 2023. Diakses pada Agustus 6, 2024. <https://www.halodoc.com/artikel/kenali-9-manfaat-dan-efek-samping-konsumsi-nasi-putih>.
Fahad, Achmad. 2024. "Harga Beras Melambung Tinggi, Sampai Kapan". Kumparan.com, 5 Agustus 2023. Diakses pada Agustus 6, 2024. <https://kumparan.com/achmad-fahad/harga-beras-melambung-tinggi-sampai-kapan-23GFn7awc6Q>.
Fitriyah, Aidatul. 2024. "Harga Beras Melambung, Ahli Gizi UNAIR Sarankan Konsumsi Karbohidrat Alternatif". UNAIR News, 5 Maret 2024. Diakses pada Agustus 6, 2024. <https://unair.ac.id/harga-beras-melambung-ahli-gizi-unair-sarankan-konsumsi-karbohidrat-alternatif/>.
Kentang. Wikipedia, 1 Juli 2005. Diakses pada Agustus 6, 2024. <https://id.wikipedia.org/wiki/Kentang>.
Kentang, Peluangnya Menantang. Tabloid Sinar Tani, 22 September 2021. Diakses pada Agustus 6, 2024. <https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/sinta-tv/18190-Kentang-Peluangnya-Menantang>.
Muhammad, Nabilah. 2023. "Konsumsi Beras Indonesia Terbanyak Keempat di Dunia pada 2022/2023". Databoks, 13 Juli 2023. Diakses pada Agustus 6, 2024. <https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/07/13/konsumsi-beras-indonesia-terbanyak-keempat-di-dunia-pada-20222023>.
Orang Indonesia, "Belum Makan" Kalau Belum Makan Nasi! Kok Bisa?. Prambors News, 18 Oktober 2022. Diakses pada Agustus 6, 2024. <https://www.pramborsfm.com/lifestyle/orang-indonesia-belum-makan-kalau-belum-makan-nasi-kok-bisa/all>.
Produksi Tanaman Sayuran, 2021-2023. Badan Pusat Statistik, 10 Juni 2024. Diakses pada Agustus 10, 2024. <https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/NjEjMg==/produksi-tanaman-sayuran.html>.